
Jakarta, 5News.co.id,- Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf memamerkan data serta ‘dapur’ penghitungan internal timnya di Pilpres 2019. Hal itu dilakukan guna menjawab tudingan kubu BPN Prabowo-Sandi. Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto menegaskan pihaknya mampu mempertanggungjawabkan klaim kemenangan dengan basis data, satu hal yang ia anggap tak bisa dilakukan kubu Prabowo-Sandi.
“Klaim kemenangan Pak Prabowo-Sandi itu tanpa dukungan sistem rekapitulasi yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik,” ujar Hasto, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (23/4) pagi.
Hasto yang juga Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu bahkan mempersilahkan pihak manapun untuk mengaudit metode penghitungan yang dilakukan oleh pihaknya.
“Kami undang, sekiranya mereka mau melakukan pengecekan asal bisa dipertanggungjawabkan secara akademik terhadap seluruh proses rekapitulasi yang kami (PDIP) lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Badan Saksi Pemilu Nasional PDIP Arief Wibowo menyatakan, PDIP memiliki sistem penghitungan suara internal berbasis elektronik yang bernama Sistem Saksi dan Tata Laksana Arsip, Penugasan, Monitoring, dan Evaluasi (Sista-Gasmonev).
Dia mengaku sistem tersebut didesain untuk merekapitulasi seluruh C1 autentik yang disampaikan oleh para saksi PDIP dan saksi paslon 01 yang ada di seluruh tempat pemungutan suara (TPS). Selain sistem itu, kata Arief, PDIP juga memiliki ruang penghitungan di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Arif juga menjelaskan dalam setiap ruang penghitungan, rata-rata terdapat 30 komputer yang digunakan untuk merekapitulasi seluruh formulir C1 di setiap kecamatan/kota. Dia mengklaim menggunakan SDM kader dan relawan dari unsur mahasiswa yang memiliki pandangan politik sejalan dengan PDIP dan paslon 01.
“Total ada sekitar 154.320 perangkat komputer, jumlah SDM yang kami libatkan kurang lebih 300 ribu di seluruh Indonesia,” kata dia.
Berdasarkan data Sista-Gasmpnev, paslon 01 Jokowi-Ma’ruf mengoleksi 59 persen suara dan paslon 02 Prabowo-Sandi mengoleksi 41 persen. Persentase itu merupakan data dari 17,42 persen atau 140.977 dari 809.376 TPS.
Sementara itu, dilain pihak, Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ( BPN) yang selama ini ditantang agar terbuka atas klaimnya soal penghitungan real count yang memenangkan pasangan nomor urut 02 itu, menjawab tantangan tersebut. Pada Senin (22/4/2019) kemarin, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Andre Rosiade mengungkapkan, proses tersebut dipusatkan di DPP Gerindra.
“C1 kami dikumpulkan dari seluruh Indonesia di DPP Partai Gerindra. Kami yang kerja banyaklah,” kata Andre.
Berdasarkan hasil laporan tim Kompas.com yang mencoba meliput kegiatan tersebut pada hari ini, Selasa (23/4), ternyata tidak menemukan aktifitas penghitungan rekapitulasi data. Petugas penerima tamu DPP Gerindra juga menegaskan hal tersebut.
im liputan Kompas.com menceritakan, saat tiba di kantor yang terletak di Jalan RM Harsono, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pukul 10.15 WIB, tampak terparkir empat mobil pribadi dan dua penjaga keamanan. Ketika masuk ke dalam gedung, petugas penerima tamu di DPP Gerindra menyatakan bahwa di DPP Gerindra tidak ada sama sekali kegiatan proses penghitungan real count Prabowo-Sandiaga.
“Justru di Kertanegara mas. Di sini sama sekali enggak ada kegiatan, semua diserahkan di sana, semua dikawal di sana. Pak Andre Rosiade jarang banget ke sini,” ujar petugas tersebut.
“Enggak ada mas kegiatan real count di sini. Mas bisa lihat sendiri kan, situasinya sepi. Relawan-relawan juga di Kertanegera. Ada juga yang ke sini, tapi kita arahkan ke sana,” ungkapnya.
Petugas tersebut menegaskan di DPP Gerindra tidak pernah ada kegiatan yang menyangkut real count usai Pemilu 2019.
Sebelumnya, Direktur Materi BPN, Sudirman Said, juga mengatakan pihaknya memiliki tim yang bertugas untuk menghitung dan memantau rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilpres 2019.
“Ada
tim yang memonitor di DPP masing-masing partai, di tim BPN juga ada,” ujar
Sudirman, Senin (22/4), di media center pasangan
Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan.(hsn)