
Jakarta, 5News.co.id,- Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Maruf mempertanyakan sumber data C1 yang digunakan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Juru bicara TKN, Arya Sinulingga, mengatakan BPN tidak menempatkan saksi di semua Tempat Pemungutan Suara (TPS). Menurutnya, ada beberapa TPS di dapilnya yang tidak dipantau oleh saksi BPN.
Arya juga mempertanyakan klaim BPN yang mampu mendapatkan data dokumen C1 secara cepat, hingga menyatakan kemenangan Paslon Prabowo-Sandiaga memenangkan perolehan suara sebesar 62{87a6ba9263d977182cf0a134e761ac1c7030e18f2a2187e1929c78f85c4b9bec} berdasarkan data dari 320.000 TPS.
“BPN tidak menempatkan saksi di semua TPS. Kirim C1 nya bagaimana? Di Cempaka Putih saja ada TPS yang BPN itu enggak punya saksi. Di Jakarta saja mereka enggak punya saksi, terus upload (C1) dari mana?” kata Arya di Posko Cemara, Menteng, Senin (22/4) kemarin.
Arya juga mempertanyakan akses BPN Prabowo-Sandiaga ke TPS-TPS di seluruh Indonesia. Selain kekosongan saksi, menurut Arya, tidak semua daerah menggunakan whatsapp untuk berkomunikasi, jadi butuh waktu untuk mengirimkan data C1 kepada tim yang ada di Jakarta. Oleh sebab itu, pihaknya tidak percaya BPN mampu mengumpulkan data hasil penghitungan suara itu di 40 persen TPS di Indonesia dalam satu hari.
“Mencurigakan kalau dalam waktu satu hari bisa mengumpulkan 40 {87a6ba9263d977182cf0a134e761ac1c7030e18f2a2187e1929c78f85c4b9bec} data,” kata dia.
Sebelumnya, pada hari pemungutan suara, calon presiden Prabowo Subianto mengklaim memenangi Pilpres 2019. Lebih jauh, Prabowo merayakan sepihak dengan mengumandangkan takbir dan melakukan sujud syukur. Dia juga menyatakan bahwa hasil penghitungan sementara yang dilakukan oleh tim internal, dirinya dan calon wakil presiden Sandiaga Uno sudah memperoleh 62 persen suara.
“ini adalah hasil real count dalam posisi lebih dari 320.000 TPS,” kata Prabowo disambut sorak sorai para pendukung saat jumpa pers di Kertanegara, Jakarta, Rabu (17/4) malam.
Dilain pihak, Badan Pemenangan Nasional (BPN) membantah isu beredarnya foto C1 palsu yang diduga untuk memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Juru Bicara BPN, Andre Rosiade, menyatakan pihaknya tidak mungkin memalsukan foto C1 karena tidak memiliki kapasitas dan bukan bagian dari pemerintahan.
“Yang pasti pelaku pemalsuan C1 bukan kita,” kata Andre di Jakarta, Senin (22/4) kemarin.
Andre menegaskan, BPN Prabowo-Sandi menolak semua bentuk kecurangan pemilu baik yang menguntungkan maupun merugikan pihaknya. Andre mengatakan, kecurangan hanya akan merusak jalannya Pemilu dan Pilpres 2019 yang kini tengah jadi sorotan semua pihak.
“Kita mengutuk keras usaha merusak demokrasi dengan pemalsuan C1,” tegasnya.
Andre
menekankan, sejak awal Prabowo-Sandi mengajak semua elemen baik penyelenggara
pemilu maupun masyarakat untuk melaksanakan dan mengawal Pemilu 2019 agar
berjalan secara jujur dan adil. Hal tersebut, kata dia, untuk mewujudkan
jalannya pesta demokrasi yang sehat.
“Kita juga mendukung KPU untuk menjalankan
proses penghitungan dengan mematuhi asas kejujuran dan keadilan,” pungkas
Andre.(hsn)