
Kudus, 5NEWS.CO.ID,- Nabila Nailil Hana, mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Angkatan 2022 mengaku sering mengganti kata sandi akun digital lantaran pernah mempunyai pengalaman tak dapat mengakses akun media sosialnya.
“Ganti password setiap minggu dan tidak memberi tahu password akun pribadi kepada orang lain,” kata Nabila.
Upaya itu dilakukan karena tak ingin ada pihak lain mengambil alih akun media sosialnya.
Pengalaman lain dalam mengelola akun digital terlontar oleh peserta di sela-sela paparan dan tanya jawab dalam Workshop Online Safety & Security bertajuk “Amankan Medsos-mu, Lindungi Dirimu” yang diselenggarakan Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kudus bekerja sama dengan Internews, pada Rabu, 14 Juni 2023, di Gedung F Kampus Barat IAIN Kudus.
Di workshop yang diikuti sekitar 30 mahasiswa IAIN Kudus dipaparkan cara lain yang dapat dilakukan untuk mengamankan akun media sosial agar tidak mudah ditembus oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab yang ingin mengambil alih akun pribadi seseorang.
Sunarni, M.I.Kom dalam paparannya mengatakan, tak ada jaminan keamanan mutlak dalam dunia digital.
“Tidak ada yang dapat menjamin keamanan akun digital kita, tapi kita bisa menggunakan tools yang tersedia di platform untuk meningkatkan keamanan. Misalnya dengan mengaktifkan pengaturan autentifikasi dua langkah, menggunakan OTP dan sensor sidik jari hingga alat security key yang berfungsi sebagai gembok,” jelas dosen prodi KPI yang menjadi fasilitator dan menginisiasi kegiatan tersebut.
Dengan gembok ini setidaknya membutuhkan waktu dan upaya lebih bagi pihak lain yang ingin membobol akun dengan pengamanan ekstra. Selain itu juga dapat memilih aplikasi yang lebih aman dibandingkan aplikasi yang digunakan sebelumnya, misalnya menggunakan aplikasi pesan Signal ketimbang WhatsApp yang ternyata masih sering di-hack.
Primi Rohimi, menambahkan, sebagian orang enggan mengelola keamanan akun digitalnya karena dianggap rumit.
“Sebagian orang menganggap ribet sehingga abai dengan keamanan digitalnya. Kalau ingin aman ya harus mau ribet,” imbuh Dosen KPI yang juga menjadi fasilitator workshop.
Workshop Online Safety & Security ini merupakan pengabdian masyarakat (community service) dosen pengampu prodi KPI kepada Generasi Z terutama mahasiswa IAIN Kudus, untuk meningkatkan literasi digital dengan membangun kesadaran, pemahaman dan urgensi keamanan digital seiring dengan maraknya kejahatan dan kekerasan digital yang menyasar pada anak muda.
“Acara ini bagian dari tindak lanjut hasil riset yang kami lakukan tentang Literasi Digital Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO Mahasiswa KPI. Kami menemukan sebanyak 67,1% responden mahasiswa mengakui bahwa kata sandi akun pribadi mereka pernah diketahui orang lain,” lanjut Primi.
Selain itu, kegiatan ini juga wujud peran aktif Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Kudus ikut berpartisipasi dalam mendukung hak asasi manusia dalam mengakses media dan informasi.
Agen literasi
Anak muda memiliki lingkup pergaulan luas di kampus maupun di luar kampus. Harapannya mereka menjadi agen literasi dengan menyebarkan dan menularkan pengetahuan literasi digital ke lingkungan pertemanan dan keluarga.
Memunculkan kesadaran akan keamanan digital kini menjadi sangat penting. Seperti yang dikemukakan Inna Putri, mahasiswa KPI Angkatan 2020.
“Keamanan digital ternyata tidak hanya untuk keamanan medsos, tapi juga untuk keamanan diri kita sendiri,” ujarnya.
Pun dengan Jarwani Jarwani Linda Listrik Safitri, Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) KPI 2022 IAIN Kudus yang mengaku sebelumnya abai dengan identitas digitalnya karena menganggap dirinya bukan orang penting.
“Awalnya merasa bukan siapa-siapa jadi nggak bakalan di hack, sekarang jadi sadar bahwa kita semua penting sehingga perlu menjaga semua yang ada dalam diri kita di dunia digital termasuk media sosial dan segala informasi di dalamnya. Dan penting juga membatasi informasi apa saja yang akan kita bagikan ke media sosial,” kata Jarwani.