Ratusan Rumah dan Sekolah di Kecamatan Gabus Terendam Banjir, Begini Kondisinya

Potret kondisi kantor Kepala Desa Mintobasuki yang tergenangi banjir. (Foto: Husain/5News.co.id)

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Ratusan rumah dan sejumlah sekolah yang ada di Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati tergenangi oleh banjir kembali. Hal ini, lantaran turunnya hujan secara terus menerus selama beberapa hari ini, sehingga menyebabkan meluapnya sungai hingga Debit Air Sungai (DAS) meluap-luap, dan berdampak pada permukiman warga yang meliputi 4 Desa, Kamis (2/3/2023).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya, mengatakan curah hujan yang sedang hingga tinggi, serta cuaca ekstrem menjadi factor utama penyebab banjir hadir kembali. Banjir yang merendam Kecamatan Gabus ini antara lain meliputi Desa Banjarsari, Desa Mintobasuki, Desa Tanjang, dan Desa Babalan.

“Banjir di Gabus ini, merendam 4 Desa yakni, Desa Banjarsari, Desa Mintobasuki, Desa Tanjang, dan Desa Babalan. Ratusan Bangunan termasuk rumah warga dan sekolah ikut terdampak,” kata Martinus saat dikonfirmasi tim 5News, Kamis (2/3/2023).

Kemudian, dirinya menjelaskan bahwa DAS yang ada di Sungai Silugonggo, sudah meluap-luap. Bahkan, ketinggian air sungai tersebut masih di perkirakan berpotensi naik dan memasuki pemukiman warga hingga mencapai ketinggian 50-60 Cm.

Banjir yang melanda di Desa Banjarsari membuat 35 rumah dan 1 Sekolah Dasar (SD) terendam banjir, serta puluhan hektare lahan persawahan juga ikut terdampak. Sehingga kerugiannya diperkirakan sebesar Rp 550 Juta.

Sedangkan, di Desa Mintobasuki banjir menggenangi 80 rumah dan belasan hectare lahah persawahan, diperkirakan kerugian mencapai Rp 130 juta. Banjir di Desa Tanjang sendiri berdampak terhadap 10 rumah terendam dan di Desa Babalan 40 rumah.

“Ratusan KK terdampak banjir. Akses jalan pedesaan juga tergenangi air hingga mengganggu aktivitas masyarakat, dan ratusan lahan persawahan terendam bajir. Sedangkan korban jiwanya nihil,” ungkapnya.

Selanjutnya, Martinus menegaskan bahwa hingga saat ini pihaknya pun masih melakukan pendataan jumlah warga yang terdampak banjir secara berkelanjutan. Pendataan ini dilakukan agar pemerintah mampu memberikan bantuan dengan tepat sasaran.

“Terkait kebutuhan mendesak, ada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak, pembersihan lokasi terdampak banjir, kebutuhan alat evakuasi sangat di butuhkan, dan dapur umum sudah mulai di dirikan,” ujarnya.

Berdasarkan informasi massif dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa terkait cuaca yang mempengaruhi potensi bencana berulang, puncak musim hujan masih terjadi di sebagian besar wilayah Jawa Tengah (Jateng) hingga Maret 2023 nanti. (hus)