Masuk Musim Kemarau Kasus DBD di Pati Meningkat, Ini Penyebabnya

Ilustrasi nyamuk Aides Aegypti. (Foto: ist./5News)

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) memasuki musim kemarau di Kabupaten Pati mengalami kenaikan. Atas hal ini, penyakit tersebut kini mendapatkan sorotan lebih dari Pemerintah.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Pati, sejak awal tahun 2023 sampai bulan Mei, terhitung jumlah infeksi DBD sudah sebanyak 392 kasus.

Meskipun demikian, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr. Joko Leksono Widodo mengatakan bahwa akhir-akhir ini trennya mulai mengalami penurunan.

Dirinya juga menyebut jika DBD bisa mengalami kenaikan lebih, apabila masuk pada pergantian musim.

“Untuk DBD, kondisi sekarang (pergantian musim) malah sudah menurun,” kata dr. Joko saat dikonfirmasi pada Senin (3/7/2023).

Dari data 392 per bulan Mei, kasus DBD sendiri terbanyak ditemukan di wilayah atau zona Puskesmas Dukuhseti sebanyak 54 kasus, Puskesmas Juwana ada 51 kasus, Puskesmas Pati II 34 kasus dan Puskesmas Margoyoso I 31 kasus.

“Memang, biasanya dari penghujan ke kemarau naik, dan sebaliknya dari kemarau ke penghujan (tinggi),”ujarnya.

Menurutnya kasus DBD pada satu semester ini meningkat dibanding tahun 2022 lalu. Yang mana pada tahun lalu jumlah kasus sebanyak 343 kasus, sedangkan kini 392 kasus.

Sementara data lain disebut, untuk angka kematian / Case Fatality Rate (CFR), telah mengalami sedikit penurunan. Angka awalnya dari 1,16% pada tahun 2022, menjadi 0,76% pada tahun 2023.

Adapun penyebab dari DBD ini berasal dari Nyamuk Aedes Aegypti. Yang mana jenis nyamuk tersebut banyak bertelur hingga larva tumbuh dan berkembang di genangan air terlebih pada kondisi pra kemarau.

“Karena kalau kayak kemarin (musim penghujan), jadi hujan itu terus turun, itu menyebabkan nyamuk tidak sempat bertelur,” tuturnya.

Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap DBD dan jika menemukan sarang nyamuk atau jentik-jentik di genangan air, maka segeralah buang air tersebut.

“Jika ditemukan genangan bisa segera dibuang, agar tidak membuat nyamuk bertelur. Serta secara masif, upaya penanggulangan DBD berupa kegiatan Penyelidikan Epidemiologi, Larvasida telah rutin dilakukan di semua Puskesmas dan Fogging dilakukan di beberapa Puskesmas di Pati,” imbaunya.

“Jadi kalau pergantian musim, itu banyak genangan di kaleng, kolam, ataupun air di daun daun. Bisanya kenaikan trennya terlihat,” tutupnya. (hus)

Komentar