Kisah Penjual Bendera Merah Putih di Kota Ukir

Jepara, 5 NEWS.CO.ID, – Menjelang bulan Juli berakhir dan memasuki bulan Agustus, di beberapa ruas jalan utama kota Jepara bendera merah putih terpampang beragam bentuk dan ukuran.

Para penjual bendera dan atribut agustusan itu datang hanya 15 sampai 20 hari sebelum pesta Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ini berakhir pada tanggal 17 Agustus.

Diantaranya adalah Anto Setiawan, pemuda usia 22 tahun asli Leles Garut Jawa Barat. Anto mengaku sudah delapan tahun setiap menjelang 17 Agustus datang ke Kota Ukir untuk menjual atribut Agustusan.

“Saya datang ke Jepara dari Garut tanggal 25 Juli, ya sekitar 20 hari,” katanya saat ditemui 5news.co.id di jalan Dr. sutomo depan Hotel Kalingga Jati, Rabu (14/8/2019).

Anto beserta sembilan orang dari desanya, datang ke Jepara khusus menjelang Agustus. Anto mengaku sudah delapan tahun berjualan bendera dan meneruskan generasi tua sebelumnya.

“Dari dulu, dari ayah dan kakek saya. Orang sekampung di desa saya menjual bendera dan atribut Agustusan bahkan sampai ke seluruh Indonesia. Dari Papua hingga pulau Sumatra,” akunya.

Harga bendera yang dijual tergantung ukuran, dari 25.000 sampai 400.000.

Namun Anto merasa HUT RI ke 74 tahun ini tidak semujur tahun-tahun sebelumnya. Tahun sekarang sepi, keuntungan tipis, katanya.

Bukan hanya Anto, hal serupa dirasakaan kawan-kawannya dan penjual bendera dari daerah lain.

Kondisi serupa dirasakaan pedagang asal Tasikmalaya, Agus (39). Lelaki beralamat di Indihiang Tasik itu mangkal di Jl. MH Tamrin Panggang Jepara.

“Taun ayeuna mah karasa sepi, menurun pokona mah,” katanya saat diajak ngobrol berbahasa Sunda.

Agus sudah di Jepara sejak 29 Juli lalu. Agus juga mengaku sejak enam tahun lalu jika menjelang 17 Agustus, Agus beserta teman-temannya jualan bendera di Jepara. Selain itu, Agus sehari-hari berjualan buah di Bandung.

Sekitar 40 orang dari daerahnya di Indihiang, berjualan atribut Agustusan tersebar ke berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. (mas)

Komentar