Kasus Rabies Mulai Marak di Pati? Cek Faktanya

Kasus Rabies Mulai Marak di Pati? Cek Faktanya
Ilustrasi hewan (anjing) rabies mengigit tangan. (Foto: ist/5News)

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Akhir-akhir ini kasus rabies mulai merebak, sehingga membuat kekhawatiran dan was-was masyarakat terhadap hewan kembali mencuat.

Pasalnya kasus rabies dapat beresiko fatal, bahkan hingga dapat menyebabkan kematian. Rabies sendiri merupakan suatu virus mematikan yang menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi.

Rabies biasanya menyebar melalui gigitan hewan. Binatang yang paling mungkin menyebarkan rabies antara lain anjing, kelelawar, anjing hutan, rubah, sigung, dan rakun.

Oleh karena itu saat dikonfirmasi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati membeberkan dari tahun 2022 di Pati sendiri telah ditemukan temuan 18 kasus Gigitan Hewan Penyebab Rabies (GHPR).

Dan disatu semester tahun 2023 ini, pihaknya telah mendapatkan laporan sebanyak 9 kasus GHPR, namun saat dilakukan tes laboratorium para korban tersebut dinyatakan negatif rabies.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pati, dr. Joko Leksono Widodo mengatakan jumlah kasus rabies ditahun 2023 dua kali lipat jumlahnya jika dibandingkan tahun 2022 yang lalu.

“GHPR kemarin di 2022 dalam setahun itu ada kasus 18 yang tercatat di kami. Sumbernya dari Puskesmas dan Rumah Sakit yang direkap Dinkes” kata dr. Joko Leksono saat dikonfirmasi, Kamis (6/7/2023).

“Di tahun 2023 dalam 1 semester ini sudah ada 9 kasus, memang ini insidensia, tidak bisa diprediksi,” sambungnya.

Menurutnya, kasus ini banyak terjadi ketika majikan sedang memberi makan peliharaan seperti anjing. Dia juga mewanti-wanti meski hewan peliharaan tampak bersih, tapi yang namanya hewan gigitannya tetaplah kotor.

“Gigitan tangan atau kaki saat memberi makan, dari laporannya ada yang robek dan mengeluarkan darah yang tak berhenti-henti, yang ekstrem lagi bisa sebabkan rabies,” ujarnya.

Lanjut, dia menjelaskan jika korban terkena gigitan hewan, sebaiknya langsung diberikan perawatan terlebih lagi dibawa ke ahli medis untuk mengantisipasi adanya virus rabies.
“Dari 9 kasus itu sudah kami lakukan pemeriksaan, Alhamdulillah semua tidak ada yang rabies,” paparnya.

Berdasarkan keterangannya obat anti rabies pun telah disediakan oleh pihaknya. Obat tersebut berfungsi agar virus tersebut tidak menyebar ke seluruh anggota tubuh.

“Obat anti rabies juga telah disiapkan dan diambil dari pihak provinsi,” imbuhnya.

Tak hanya itu, dr. Joko juga mengungkapkan fakta rabies yang dapat menyebabkan kematian, karena rabies tersebut menyerang saraf dengan gejala tubuh kaku, hingga korban dapat mengalami fobia terhadap air.

“Takut dia dengan air karena karena reaksi tubuh terkena rabies tersebut. Himbauannya apapun gigitannya dari GHPR yang berpotensi rabies sebaiknya minimal dibawa ke puskesmas atau Rumah Sakit,” tutupnya. (hus)