Harga Ikan Nila Salin di Pati Anjlok, Petani Tambak Mulai Kecewa

Petani tambak ikan Nila salin di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. (Foto: 5News)

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Harga ikan Nila salin di Kabupaten Pati kini mengalami penurunan drastis hingga anjlok. Hal ini membuat para petani pusing kepala lantaran harganya dari tengkulak diluar ekspektasi mereka.

Seperti halnya, para petani tambak ikan nila salin di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati saat ini harus kembali menelan kekecewaan, Selasa (6/6/2023).

Diketahui turunnya harga ikan nila, karena Kabupaten Pati mendapatkan pasokan ikan nila dari wilayah Jawa Timur (Jatim). Hal itu berpengaruh terhadap harga pasar ikan Nila di Pati.

Salah satu petani tambak Nila salin bernama Abdul mengaku terpaksa rela merugi dan menjual ikannya yang sudah dipelihara selama ini.

“Beberapa pekan ini kami menunggu pembeli yang berani menawar ikan dengan harga tinggi, tapi harganya tetap sama, Rp 18 ribu per kilo, ya terpaksa kami jual,” ucapnya dengan nada pasrah.

Bahkan dia menyebutkan dirinya merawat bibit Nila salin hingga siap panen selama 5 bulan. Yang mana pada umumnya, dia biasanya melakukan perawatan ikan nila salin itu hanya 3 bulan.

Dengan alibi susah menjual kembali, disebutkan para tengkulak saat ini rata-rata membeli ikan dengan harga Rp 18 ribu per kilogram. Hal itu juga menyusul lantaran drop ikan dari Jatim yang membludak, sehingga banyak ikan Nila yang sementara ini masih ditampung.

“Biasanya kalau musim begini, kita bisa menjual ikan dengan harga diatas Rp 20 ribu, tapi nyatanya ikan sudah kita pelihara sampai 5 bulan, tapi harganya tetap anjlok, kalau tidak segera kita jual kita akan keberatan untuk pakannya,” terangnya.

Abdul juga membeberkan bahwa saat ini pihaknya merugi besar lantaran beberapa faktor dan hanya bisa menjual hasil panennya senilai Rp 18 ribu per kilogram serta mendapatkan Rp 36 juta dari 2 ton hasil panennya.

“Nilai itu kalau dibandingkan dengan perawatan maka kita rugi, makanan kita habis hampir 100 karung atau sekitar Rp 30 juta, belum lagi bibit, perawatan dan lain-lain, jadi kita rugi banyak,” keluhnya.

Hal senada juga diujarkan oleh penambak bernama Wisnu, bahwa saat ini banyak petani tambak yang resah akibat anjloknya harga ikan nila salin di pasaran. Lantaran, biaya pakan dan lainnya tak sepadan dengan hasil penjualan ikan.

“Saat ini rata-rata hasil panen tak sesuai, karena kadang mau nebar benih lagi, gak jarang juga para petani harus memakai uang pribadi,” jelasnya.

“Bahkan hingga pinjam di bank, dengan harapan ketika panen nanti bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, tapi nyatanya saat ini harga malah anjlok,” sambung dia.

Selanjutnya, dia berharap agar pemerintah dapat mendengar keluhan para petani dan membantu mereka untuk menormalkan harga.

”Nila salin ini kan ibarat sudah menjadi ikon Pati. Setidaknya pemerintah ini ikut campur tangan membantu para petani tambak, minimal bisa mengendalikan harga di pasaran, jangan cuma slogan saja yang diunggulkan, tapi nasib petani tak diperhatikan,” satirnya. (hus)