
Pati, 5NEWS.CO.ID,- Ribuan keris yang berasal dari berbagai daerah dipamerkan dalam bursa tosan aji di Gedoeng Joeang, jalan Panglima Sudirman, Pati, Jawa Tengah. Pameran dan bursa bertajuk Goegah Keris Aji yang berlangsung pada 2-4 Agustus 2019 itu digelar sebagai bagian dari rangkaian acara peringatan Hari Jadi ke-696 Kota Pati sekaligus HUT ke-74 RI.
Bupati Pati Haryanto mengatakan pameran tosan aji ini merupakan sarana edukasi kepada masyarakat bahwa keris adalah seni dan budaya. Dia juga menepis anggapan sebagian orang yang beranggapan memiliki keris adalah kesyirikan.
“Sebagian kelompok masyarakat memiliki anggapan bahwa memiliki keris itu syirik. Itu tidak benar. Keris dibuat bukan untuk itu. Keris yang dipamerkan disini berbeda,” kata Haryanto dalam sambutannya pada pembukaan Bursa Tosan Aji ‘Goegah Keris Aji’, Jumat (2/8/2019) di Gedoeng Joeang, Pati.
Bupati menambahkan, melalui pameran keris ini masyarakat dapat mengetahui banyak hal. Dia menyebut, kebanyakan keris yang dipamerkan dalam bursa adalah keris asli. Namun demikian, beberapa diantaranya adalah replika.
“Berbagai keris yang dipamerkan, beberapa memang asli buatan para leluhur, ada juga yang replika. Orang kan belum tahu seperti apa keris rambut pinutung. Konon pamornya berupa potongan rambut. Keris kuluk kanigoro itu seperti apa. Yang tidak tahu dikiranya keris itu besar sekali,” ujar Bupati.
Raja-raja zaman dulu, kata Bupati, bisa dipastikan punya keris yang fungsi dan kegunaannya tidak kasat mata. Saat ini pun, lanjutnya, rata-rata kepala daerah juga punya (keris) meskipun jarang dipublikasikan karena menurut Bupati Haryanto, hal semacam ini tidak mungkin diinfokan secara gamblang kepada umum.
“Untuk memimpin daerahnya masing-masing, meskipun tidak disebarluaskan,” lanjut dia.
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Penyelenggara Kanigoro Pati, Arifin mengatakan pameran ini bertujuan agar masyarakat tidak berpandangan negatif terkait dengan keris. Dia menegaskan bahwa filosofi keris itu sebenarnya logis dan sesuai nalar.
“Agar masyarakat tidak memiliki persepsi negatif soal keris. Sebenarnya keris itu logis dan nalar,” kata Arifin.
Keris, kata Arifin, bahkan mendapat perhatian dan pengakuan dari PBB dan Unesco sebagai seni, tradisi serta simbol filosofi yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Selain dihadiri Bupati Haryanto dan Wakil Bupati Saiful Arifin. pameran bursa tosan aji ‘Goegah Keris Pati’ 2019 juga dihadiri oleh Sesepuh Senopati Nusantara KH Nuril Arifin atau Gus Nuril.(w@n)