Awas, Anak Muda Milenial Berpotensi Terserang Diabetes

Kegiatan Posbindu PTM di Kabupaten Pati. (Foto: 5NEWS)

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Anak muda milenial atau zaman kini berpotensi dapat terserang penyakit Diabetes Melitus (DM). Hal ini diungkapkan langsung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes).

Sejak tahun 2018 hingga kini Diabetes menjadi tren, meskipun kenaikannya tak signifikan. Bahkan trennya di usia produktif (15-59 tahun) mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Menurut data dari riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 diperoleh adanya peningkatan diabetes dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen pada 2023.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pati pada tahun 2021-2022 ada kenaikan yang cukup tinggi yang terserang Diabetes, yakni ada kenaikan 6.000-an kasus.

“Di Kabupaten Pati, tren kenaikan Kasus DM dapat dilihat dari kenaikan jumlah penderitanya yang ditemukan dan dilayani pada tahun 2021 ada 19.900 kasus,” Kepala Dinkes Pati, Aviani Tritanti Venusia, Senin (19/6/2023).

“Kemudian naik menjadi 25.584 Kasus pada tahun 2022. Jumlah DM pada usia produktif (15-59 tahun) juga mengalami kenaikan,” lanjutnya.

Aviani menjelaskan setidaknya ada 2 faktor resiko penyakit Diabetes melitus, yaitu faktor resiko yang tidak bisa diubah dan faktor resiko yang bisa diubah (P2PTM Kemenkes RI).

Adapun yang tak bisa diubah yakni usia 40 tahun ke atas, mempunyai riwayat keluarga menderita DM, kehamilan dengan gula darah tinggi, ibu dengan riwayat melahirkan bayi dengan berat badan (BB) lahir 4 kg, dan bayi dengan BB kurang dari 2,5 kg.

Kendati demikian, juga faktor yang bisa diubah yakni kurangnya aktivitas fisik atau berolahraga, diet tak seimbang, obesitas, riwayat penyakit jantung, dan hipertensi.

“DM masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Pati. Tren jumlah kasus diabetes di Kabupaten Pati meningkat tiap tahun,” imbuhnya.

Untuk itu pihaknya menggencarkan program-program dalam pengendalian DM. Yang mana dengan dua strategi yakni pendeteksian sejak dini melalui Posbindu PTM dan Pandu PTM.

“Posbindu PTM ini bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM). Dimana pada kegiatan tersebut dilakukan pemeriksaan gula darah oleh kader kesehatan terlatih,” terangnya.

“Diharapkan dari kegiatan Posbindu PTM penyakit DM dapat lebih dini dicegah. Kemudian ditemukan untuk segera dilakukan tatalaksana kasus/pengobatan,” harapnya.

Langkah yang kedua, sambung dia, deteksi dini dan tata laksana kasus DM melalui kegiatan pelayanan terpadu penyakit tidak menular (Pandu PTM).

“Pada layanan itu dilaksanakan dengan implementasi algoritma pandu PTM. Dimana salah satu alurnya dilakukan deteksi dini kasus DM sampai dengan tatalaksana kasus/pengobatan jika ditemukan penderitanya,” jelasnya.

Melalui kegiatan Posbindu PTM dan Pandu PTM diharapkan pencegahan dan pengendalian kasus Diabetes melitus di Kabupaten Pati dapat berjalan lebih efektif, sehingga pada akhirnya produktivitas masyarakat kabupaten Pati dapat meningkat. (hus)