Waspada! Berikut Sebaran Dampak Puting Beliung di Bulan November

 

 

 

Memasuki musim hujan, Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan puting beliung yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Menurut Kepala BNPB, Sutopo Purwo Nugroho pemerintah daerah perlu menyusun peta rawan puting beliung dan menyosialisasikannya kepada masyarakat. Sosialisasi itu juga harus mencakup tanda-tanda dan cara berlindung dari bahaya puting beliung.

“Peta rawan bencana dan tips menghadapi puting beliung bisa diunduh di portal resmi BNPB. Untuk mencegah kerugian dan korban akibat puting beliung, lebih baik ranting pohon besar dipangkas dan menebang yang sudah rapuh,” kata Sutopo di Jakarta, Selasa (13/11) kemarin.

Sutopo di akun Twitternya, @Sutopo_PN juga mengingatkan agar mewaspadai angin puting beliung dan angin kencang karena ancamannya meningkat saat memasuki musim hujan.

“Periksa pohon di sekitar anda. Pohon tumbang disebabkan: 1. Pohon sudah tua. 2. Batang keropos di bagian tengahnya, dimakan rayap dan batangnya mulai mengering. 3. Kanopinya terlalu lebar.” Cuitanya.

Menurut pejabat yang tengah berjibaku dengan kanker ini, puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40 kilometer per jam hingga 50 kilometer per jam hingga menyentuh permukaan bumi.

“Puting beliung hanya terjadi pada waktu singkat, yakni tiga hingga lima menit saja.” Tandasnya.

Berikut grafik sebaran dampak puting beliung bulan November 2018 yang akan terjadi 7 provinsi mencakup 12 kabupaten di Indonesia resmi dari BNPB pusat. (ma)