Pati, 5News
Focus Group Discussion (FGD) menyelenggarakan acara diskusi bersama kepala desa dan takmir masjid se Eks Kawedanan Pati Kota, Juwana dan Tayu, di Masjid Al Ikhlas Polres Pati, Jumat (25/5) siang tadi.
Baca Juga: Ansor Banser Pati Tolak Terorisme Dan Intoleransi
Acara diskusi yang di hadiri lebih kurang sekitar 300 orang ini, termasuk Kasat Intelkam Polres Pati AKP Sugeng Dwi Haryanto, S.H., Pengurus Takmir Masjid Al Ikhlas Polres Pati, IPDA Mudofar S.H., Kanit IV Sat Intelkam Polres Pati AIPTU Zaenuri S.H., Kanit Intelkam Polsek Jajaran Polres Pati, Kepala Desa Eks Kawedanan Pati Kota, Juwana dan Tayu, Takmir Masjid Eks Kawedanan Pati Kota, Juwana dan Tayu ini ditujukan untuk mencegah dan mengantisipasi berkembangnya paham radikal di Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Pati.
Baca Juga: Pendekar Perguruan Silat Se Kabupaten Pati Tolak Radikalisme, Hoax Dan Terorisme
Sebagai output dari acara ini diharapkan kerjasama dari para peserta FGD yang hadir, agar nantinya mampu membendung dan mengantisipasi berkembangnya paham radikal di wilayahnya masing-masing.
Hadir sebagai narasumber Ustadz Abu Tholut, seorang mantan napiter dari Kabupaten Kudus yang juga mantan Ketua Jamaah Islamiah Indonesia. Dalam sambutannya, Abu Tholut memperkenalkan diri dan menjelaskan sejarah keterlibatannya di dunia terorisme. Mulai dari pelatihan, hingga aksi terorisme di luar negeri seperti Afganistan, Filipina dan Indonesia di Poso.
Baca Juga: Mendikbud Ancam Tutup Sekolah Yang Ajarkan Radikalisme Dan Kekerasan
Menurut Abu Tholut yang pernah divonis 10 tahun penjara dan menjalani hukuman di LP Kedungpane Semarang ini, diantara ciri-ciri kelompok radikal adalah:
1. Tidak percaya terhadap pemerintah yang sah dan menganggap aparat kepolisian sebagai Toghut.
2. Tidak mau sholat di masjid dan mushola yang dibangun oleh pemerintah.
3. Tidak mau sholat berjamaah dengan jamaah yang tidak se-aqidah.
4. Tidak mau makan dan minum sembarang dan harus tahu asal usul makanan.
5. Tidak mau menjawab salam selain dari kelompoknya, ber madzhab khawarij atau paham takfiri.
6. Memakai qiyas yang diadopsi dan digunakan sesuai aqidahnya.
7. Tidak bisa dilihat secara kasat mata, apakah itu ISIS atau bukan hanya dari pakaian dan potongan rambut.
8. Ada yang pengikut langsung ISIS ada yang terafiliasi simpatisan.
9. Mempunyai paham yang fanatik dan menganggapnya yang paling benar.
10. Tidak toleran dan membentuk komunitas sendiri.
Untuk itu, dirinya berpesan kepada para peserta, untuk berhati-hati, agar tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham radikal tersebut, serta mengharap peserta diskusi untuk turut serta secara aktif dalam mengantisipasi penyebarannya.(hsn)