Seni Mandiling Hiburan Asli Pati

Pati – Seni budaya mandiling asli Kabupaten Pati berdiri sejak tahun 1935 disebutkan dalam catatan sejarah singkat mandiling oleh Ketua Kordinator Mandiling Kabupaten Pati Sananji Rt 5/3 Desa Ngagel Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati (21/02).

Seni tontonan Mandiling berdasar sejarahnya “dari Desa Margorjo Kecamatan Margorjo Kabupaten Pati. Mandiling bercerita tentang empat kebudayaan mulai dari Jawa, Magribi, Tiongkok, dan Belanda”, jelasnya.

Pada saat itu di masa penjajahan Belanda mandiling dijadikan tontonan hiburan oleh warga. Selain seni lainya seperti Lesbumi, Angguk, Gipin, dan Pencak Jowo, katanya.

Mandiling sendiri bercerita tentang empat kebudayaan seperti dalam pementasan ada parikan orang Magribi “baca bismillah pungkasane alhamdulillah, manduling surya mudo entok barokah, barokahe soko gusti Allah”, parikan Jowo contohnya “kembang mawar dicampur trasi, uyah asem dicampur trasi, sembah sungkem kanggo pak bupati, rakyat ayem oraono korupsi”, terangnya.

Istilah mandiling sendiri terdiri dari kata man artinya orang, ling artinya eleng. “Sehingga diharapkan orang yang menonton mandiling tidak hanya mendapatkan hiburan namun lebih dari itu adalah mengingatkan kepada semua orang tentang hal-hal yang baik”, ungkapnya.

Sanaji mengaku bermain Mandiling sudah 12 tahun. Semenjak kecil tontonan yang ia sukai salah satunya adalah Mandiling. Hingga akhirnya berminat menjadi penerus seni budaya Mandiling.

Ditanya mengenai jumlah personil Mandiling sebanyak 17 orang yang terbagi sesuai dengan peranya. Karena dalam pementasan Mandiling ada yang pemeran orang Jawa, Tiongkok, Magribi, dan Belanda.(Han)