Jakarta – 5news.co.id – Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang merupakan induk holding pertambangan milik negara, resmi menguasai 52,1 persen sahan pertambangan terbesar dunia PT Freeport Indonesia di Papua.
Pembayaran lunas pertambangan yang dikelola Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc Amerika itu disampaikan Presiden Indonesia Joko Widodo di Istanan Negara pada Jumat (21/12).
“Saya baru saja menerima laporan dari seluruh menteri yang terkait dari dirut PT Inalum dan dari CEO PT freeport. Disampaikan bahwa saham PT Freeport 51,2 persen sudah beralih ke PT Inalum dan sudah lunas dibayar,” kata Jokowi di depan awak media.
Menurutnya, sekian lama dikuasai asing sejak 1973 kini kepemilikan saham mayoritas dimiliki negara ini.
“Ini momen bersejarah, akan kita gunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” lanjutnya.
Menurut Jokowi, semua sudah sesuai kesepakatan baik pajak, non-pajak maupun royalti yang lebih baik maupun terkait lingkungan yang berkaitan dengan smelter telah terselesaikan dan sudah disepakati.
“Artinya semuanya sudah komplit dan tinggal bekerja saja,” paparnya.
Jokowi menegaskan, sesuai janji ke masyarakat di Papua bahwa masyarakat Papua mendapatkan 10 persen dari saham yang ada.
Perlu diketahui bahwa pertambangan emas Freeport di Papua adalah salah satu yang terbesar di dunia. Selain emas, tambang ini juga memiliki kandungan bijih tembaga dan perak.
Selama puluhan tahun, tambang emas ini dikelola perusahaan asal Amerika Serikat Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.
Namun baru di bawah pemerintahan Jokowi negosiasi alot dilakukan agar saham mayoritas dikuasai negri ini.
Dengan dikuasainya saham mayoritas ini, diharapkan kesejahtraan Papua meningkat setelah puluhan tahun kekayaan Papua hanya menjadi sapi perah negri Paman Sam. (mas)