Perbandingan Kasus ‘Menghina Nabi’ Antara Gus Muwafik, UAS dan Evie

Oleh Ahmad Alief

Ribut-ribut soal ‘menghina’ Nabi Muhammad yang sedang viral, yaitu ceramah Gus Muwafik yang menggambarkan Nabi Muhammad masa kecilnya seperti anak-anak pada umumnya. Sebelumnya juga terjadi kasus anggapan penghinaan serupa dan mengemuka di tengah masyarakat. Yaitu dai kondang Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Evie Effendi.

Berikut perbandingan kasus ‘penghinaan’ ketiganya tanpa menilai sesat atau benar, salah atau tidak, hanya sebagai perbandingan. Penilaian ditangan pembaca. Karena pro dan kontra biasa dalam kehidupan selama saling menghargai perbedaan yang ada.

1. Kyai Ahmad Muwafik

Gus Muwafiq dianggap menghina Nabi Muhammad dalam salah satu ceramahnya. Celaan dan cibiran pun banyak dialamatkan ke tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini.

Dalam potongan ceramahnya yang viral, Gus Muwafiq mengisahkan tentang kelahiran Nabi Muhammad dan kehidupannya di masa kecil.
Gus Muwafiq menyederhanakn ceramahnya mengenai sosok kecil Nabi saat diasuh kakeknya Abdul Muthalib.

Gus muwafik menyebutkan riwayat kelahiran Nabi agak berbeda dari sisi sejarah, yang memang perbedaan dalam periwatan biasa terjadi.

Nabi lahir biasa saja, katanya, sebab jika terlihat bersinar maka ketahuan oleh bala tentara Abrahah. “Nabi juga saat kecil rembes karena ikut kakeknya,” katanya.

Pernyataan itu menuai kritikan karena dianggap menghina Nabi Muhammad. Atas kegaduhan ceramah di Purwodadi Jateng itu pun Gus Muwafiq segera meminta maaf jika ucapannya  menuai kontroversi.

“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, tidak ada maksud menghina. Mungkin hanya inilah cara Allah menegur agar ada lebih adab terhadap Rasulullah, dengan kalimat-kalimat yang sederhana, tetapi beberapa orang menganggap ini kalimat yang cukup berat. Pada seluruh kaum muslimin saya mohon maaf,” kata Muwafiq dalam ditayangkan video di berbagai media sosial itu.

Sementara itu Anggota DPP FPI, Amir Hasanudin melaporkan ceramah Gus Muwafiq itu ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Selasa (3/12/2019).

Namun Polri menolak pengajuan kasus tersebut dengan alasan berkas yang diajukan masih kurang, yaitu penerjemah bahasa Jawa karena Gus Muwafik menggunakan bahasa Jawa.

“Terjemahan. Soalnya pidatonya kan bahasa Jawa,” ujar kuasa hukum FPI Azis Yanuar, di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.

Rencananya Azis akan kembali hari ini,  Rabu beserta penerjemah yang paham bahasa Jawa. “Insya Allah besok jadi, kami akan ke sini lagi,” katanya.

2. Ustaz Abdul Somad


Penceramah asal Sumatera Utara, Ustaz Abdul Somad atau UAS pernah mengatakan bahwa Nabi tidak bisa mewujudkan dakwah Islam yang rahmatan lil alamin sebagai mana tugasnya. Namun di tangan khilafahlah Islam yang rahmatan itu bisa terwujud.

UAS merasa ceramahnya sesuai pemahaman hadis yang merupakan bidangnya. Lulusan Maroko itu mengatakan ceramahnya sesuai fakta yang dia pahami.

Berikut potongan ceramah yang dianggap menghina nabi akhir jaman itu:

Islam rahmatan lil a’lamin, 40 tahun lamanya, dia hidup menjadi laki-laki yang soleh, tapi untuk melakukan rahmatan lila’alamin tidak akan terwujud. Kenapa? Karena dia soleh untuk dirinya sendiri. Soleh untuk Khadijah, soleh untuk Rakhayyah, soleh untuk Fatimah, tapi tidak untuk rahmatan lil a’lamin karena dia soleh untuk keluarga istri dan anak.

Turun wahyu kepadanya 13 tahun lamanya, dapatkah dia mewujudkan rahmatan lil a’lamin? tidak, karena dia tertekan. Ditekan oleh orang-orang yang tidak senang kepada wahyu yang ia terima maka rahmatan lil a’lamin tidak terwujud di atas muka bumi Allah swt.

Masuk Islam orang-orang kaya, orang-orang yang berkuasa, orang-orang yang mendirikan Allah SWT usia muda tapi tetap saja dia tidak bisa mewujudkan rahmatan lil a’lamin. Karena rahmatan lil a’lamin itu baru dapat diwujudkan bukan dengan kenabian bukan dengan Alquran ditangan tapi setelah tegaknya khilafah tunnubullah.

Oleh sebab itu, tidak akan ada yang bisa mewujudkan rahmatan lil a’lamin selain khilafah tunnubuwwah, khilafah a’la bin hajji nubuwwah, jika seluruh umat ini tidak memperdulikan khilafah ini maka dia sudah menyia-nyiakan pesan Nabi Muhammad SAW.

3. Ustaz Evie Effendi


Penceramah lain yaitu ustaz Evie Effendie yang pernah mengatakan bahwa nabi Muhammad pernah sesat, perayaan Maulid Nabi adalah perayaan kesesatan Nabi Muhammad Saw.

“Semua orang yang ada di permukaan bumi ini pernah sesat termasuk Muhammad. Jadi, orang yang memeringati maulid berarti memperingati kesesatan Muhammad,” ujar Evie pada medio Februari 2018.

Pencermaah asal Bandung itu pun dilaporkan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ke Polda Jawa Barat atas kasus dugaan pelanggaran Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), pada Kamis (16/8/2018).

Kasusnya pun berujung damai dan Evie pun meminta maaf ke masyarakat dan kasus selesai. (mas)