Jakarta, 5News.co.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat persaudaraan dan persatuan. Rais Aam PBNU KH Maruf Amin menyatakan bahwa segala bentuk perbedaan agama, suku, atau pilihan politik jangan sampai memecah-belah bangsa Indonesia sebagai bangsa yang utuh. Hal itu dinyatakannya dalam acara halal bihalal di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (3/7) kemarin.
Baca Juga: Aqil Siradj: Nasionalis Dan Ulama Harus Bersatu
Dalam acara itu, Kiai Maruf Amin mengingatkan tentang realitas bangsa Indonesia yang sudah menjalin kesepakatan dalam bernegara. Kyai Maruf Amin juga menegaskan meskipun bukan negara Islam, Indonesia adalah konsensus bersama dari berbagai elemen negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim.
Pada acara yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla itu, Kyai Maruf Amin juga mengatakan bahwa bangsa Indonesia telah berjanji untuk membangun negeri ini bersama. Kesepakatan atas dasar persaudaraan yang disebutnya ‘itifaqat akhawiyah` telah bertekad untuk membangun dan memajukan negeri.
Kyai Maruf Amin juga mengimbau untuk tidak hanya mengacu pada persaudaraan atas dasar agama Islam (ukhuwah islamiyah), tapi juga persaudaraan atas dasar kebangsaan (ukhuwah wathaniyah). Menurut Kyai Maruf Amin, persaudaraan atas dasar kebangsaan inilah yang menjadi perekat berbagai elemen bangsa, hingga bangsa Indonesia tetap utuh hingga saat ini.
Baca Juga: PBNU: Sampai Kapanpun Kami Bersama Bangsa Palestina
Dalam acara yang sama, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa persoalan dikotomi antara agama dan dengan nasionalisme di Indonesia sudah selesai. Menurut Aqil Siroj, pendiri NU Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asyari dan KH Abdul Wahab Chasbullah telah memperkenalkan semangat cinta Tanah Air melalui jargon “hubbul wathan minal iman” jauh hari sebelum Indonesia merdeka.
Dalam ceramahnya, Aqil Siroj juga mengungkapkan kebanggaannya sebagai bangsa Indonesia yang mampu menyelesaikan masalah dikotomi tersebut, justru di saat bangsa-bangsa Timur Tengah dilanda kemelut akibat konflik yang timbul karena masalah ini.
Baca Juga: PBNU Tegaskan Tidak Ada Kerja Sama NU-Israel
Sementara itu, ketua panitia KH Marsudi Syuhud mengatakan dalam sambutannya, halal bihalal merupakan tradisi yang digagas oleh salah satu pendiri NU KH Wahab Chasbullah dari Jombang untuk menyatukan para elit politik dengan para elit organisasi yang saat itu sedang berseteru.
Tradisi kumpul-kumpul silaturahmi yang digagas oleh pendiri NU ini kemudian diterapkan dan membudaya di seluruh elemen bangsa Indonesia dari berbagai lapisan masyarakat, organisasi hingga instansi pemerintah.
Turut hadir dalam acara itu Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, serta Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, para duta besar negara-negara sahabat, serta utusan lembaga-lembaga keagamaan.(sumber ANTARA/hsn)