Jakarta, 5News
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan, penggunaan anak-anak dalam tiga kasus bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur adalah modus baru. Menurutnya orang tua melibatkan anaknya untuk bom bunuh diri adalah kasus baru yang terjadi di Indonesia.
“Anak tersebut adalah korban radikalisasi oleh orang tuanya sendiri,” ujar Mendikbud dihadapan wartawan, Kamis (17/5) sore lalu.
Mengingat peran keluarga justru lebih besar dari sekolah, Mendikbud menegaskan orang tua memegang peran kunci sebagai filter radikalisme. Untuk itu penguatan tripusat pendidikan ala Ki Hajar Dewantara, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat, sangatlah mendesak untuk diterapkan.
“Sekolah dan guru harus bersinergi dengan keluarga dan memiliki data akurat tentang keluarga siswanya agar bisa mengantisipasi gejala radikalisme sedini mungkin,” tambahnya.
Mendikbud juga mengancam sekolah-sekolah yang mengajarkan radikalisme, ekstemisme dan kekerasan, akan diberi sanksi keras. “Bila perlu ditutup,” tegasnya.(ma)