Deretan Kisruh Prabowo Dengan Awak Media

Rabu kemarin (5/12) Prabowo Subianto kembali marah dan bersitegang dengan wartawan usai acara peringatan Hari Disabilitas Internasional yang digelar di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat.

Kemarahan Prabowo memuncak karena katanya ‘tidak banyak media’ yang meliput Reuni 212 yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Minggu (2/12) yang kala itu capres 02 itu turut hadir dan berorasi.

Di hadapan penyandang disabilitas Pabowo menuding media menjadi pelaku manipulasi dan mengajak kaum difabel untuk tidak perlu lagi menghargai wartawan. ‘Wartawan adalah antek-antek perusak demokrasi Indonesia’, katanya

Usai acara, para wartawan yang hadir bersiap mencegat hendak wawancara pun ditanya prabowo dengan nada tinggi. “Kamu media mana, hah?” Ke salah satu awak media, dan Prabowo pun berlalu tak mau ditanyai lebih lanjut.

Tak ayal sikap sikap mantan suami Titik Soeharto itu mengundang gaduh wartawan senior. Rame-rame menulis kecaman dan mengingatkan fungsi media di era demokrasi yang tentunya beda dengan jaman Orba era Soeharto dahulu. Meskipun tak sedikit pula, wartawan yang membela Prabowo dan menuduh media saat ini corong penguasa ‘rezim Jokowi’.

Sebelum ini, geger prabowo dengan media sebenarnya sudah terjadi beberapa kali. Jika kita melacak jejak digital setidaknya sudah lima kali kisruh itu terjadi.

Pertama; saat acara silaturahmi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Jakarta pada Jumat (25/10), Prabowo bilang wartawan mudah disogok, meskipun setelah itu dia minta maaf.

“Jangan percaya kadang-kadang apa yang disampaikan oleh media-media itu, mereka manusia juga. Kalau hakim agung, kalau hakim MK bisa disogok, apalagi wartawan, sama saja,” kata Prabowo.

Kedua; Prabowo pernah menyindir wartawan dengan mengatakan wartawan tidak pernah ke mall karena gaji wartawan kecil. Hal itu disampaikan Prabowo saat peringatan hari kemerdekaan di Universitas Bung Karno, Kamis 17 Agustus 2017.

“Kita juga bela wartawan. Gaji kalian juga kecil kan? Tahu, kelihatan dari muka kalian. Muka kalian kelihatan enggak belanja di mal. Betul kan? Hayo jujur,” sindir Prabowo kala itu.

Ketiga; di tahun 2014 silam Prabowo juga pernah marah-marah ke awak media di dua kesempatan. Pertama media Berita Satu, Kompas TV dan Metro TV usai pencoblosan di rumahnya dan kedua kepada wartawan Jakarta Post karena dianggap mendukung Jokowi.

Pada 9 Juli 2014, Capres yang sudah beberapa kali mencalonkan diri itu menuding Berita Satu kerap menyudutkan dan tidak berimbang dalam menayangkan pemberitaan terkait dirinya.

“Ini yang ngelolosin Berita Satu ke sini siapa ini?” tanya Prabowo ke tim suksesnya.

Di saat itu juga, Prabowo kembali memarahi Kompas TV dan Tempo. Prabowo menyebut Kompas dan Tempo tidak menulis tentangnya sesuai fakta. Mantan petinggi Kopasus itu juga sempat menyemprot Metro TV dan menyebut nama Surya Paloh, selaku pemiliknya.

“Kasih tahu Pak Surya, apa dosa saya ke Pak Surya. Berani nggak bilang! Berani nggak bilang gitu? Kalau kamu nggak mau disakiti jangan sakiti orang. Hewan saja nggak mau disakiti, itu ajaran semua agama,” katanya.

Sedangkan kemarahan Prabowo kepada wartawati Jakarta Post terjadi pada Senin (14/7/2014 pada sesi tanya jawab di Freedom Institute, Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat. Prabowo sempat menolak diwawancara.

Prabowo menuding pemilik The Jakarta Post sudah berpihak ke lawannya, yaitu Jokowi.

“Jakarta Post? Setahu saya itu sudah menjadi media partisan yang mendukung Jokowi-JK. Untuk Jakarta Post, saya tidak mau menjawab, terima kasih,” ujar Prabowo.

Meski pun begitu, usai jumpa pers Prabowo kemudian merangkul wartawati itu dan meminta maaf.

“Ini bukan salah kamu. Ini salah pemimpin Jakarta Post yang brengsek,” ujar Prabowo.

Tidak akurnya Prabowo ke awak media mengingatkan kita kepada Donald Trump. Beberapa kali Presiden Amerika itu tercatat bersitegang dengan wartawan karena tidak ‘mendukung’ dirinya.(mas)