Sutanto Mendut: Bangsa Indonesia Sudah Baik Tidak Perlu Mazhab Toleransi

Yogyakarta – 5news.co.id – Pendiri dan pembina komunitas lima gunung, Sutanto Mendut mengatakan bahwa bangsa Indonesia itu sudah baik, sudah biasa saling menghargai sejak dahulu, maka tidak perlu ada mazhab baru lagi, mahzab toleransi.

“Sudah baik sejak nenek moyangnya, dari nabi-nabi yang membawa kebaiakan. Kenapa harus ada mazhab baru yaitu mazhab toleransi?” Tanyanya pada hadirin dalam acara seminar nasional Seni Sebagai Ruang Perjumpaan dan Media Lintas Iman di kampus Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW)di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (15/1).

Menurut sesepuh Lima Gunung; Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu bahwa sikap toleran bisa terjadi di kelas bawah bukan di tingkat elit.

“Toleran bukan di pemerintah tapi masyarakat bawah. Toleran berawal dari masyarakat yang mendapatkan langsung nilai-nilai luhur agama-agama dan kearifan,” kata dosen ISI Jogja itu.

Selepas makan siang, dalam obrolan lepas, Budayawan itu mengatakan bahwa dirinya sudah sering keliling dunia, melihat tinggalan peradaban tua di negara-negara lain. Namun tidak melihat kekayaan dan keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

“Saya bangga sebagai orang Jawa dan bangsa nusantara. Kekayaan alam kita membentuk keragaman budaya dan seni tinggalan leluhur,” lanjutnya.

Kekayaan ekologi di Indonesia, lanjutnya, membentuk raga ukir, jenis tari, warna dan motif batik. Bahkan kekayaan seni dan budaya di nusantara karena terinspirasi kekayaan alam negri tropis ini.

“Motif kembang melati misalnya dalam batik atau kembang dan burung dalam ukir terinspirasi dari alam yang terlihat. Bangsa Arab hanya ada padang pasir, kurma dan unta,” katanya sambil berkelakar.

Dirinya mengaku, jika pergi keluar negri bukan hanya ke tempat bersejarah seperti biasanya, namun justru lebih ke masyarakat yang ada di desa-desa. Melihat langsung dan berdialog dengan masyarakat bawah. Sehingga lebih banyak pelajaran dan perbandingan yang bisa digali.

Itulah kekayaan alam kita yang selayaknya dijaga dan disyukuri sebagai bangsa yang kaya ini, pungkasnya. (mas)