Bogor – 5News.co.id – Seminggu yang lalu beredar di WAG adanya undangan syiar dan silaturahmi kekhalifahan Islam sedunia 1440 H yang akan di gelar hari ini, Sabtu (17/11) di Masjid Az Zikra Sentul Bogor. Masjid milik Ustad Arifin Ilham itu rencananya akan menjadi ajang dialog terbuka para tamu undangan yang mengusung tema ‘Indonesia Titik Awal Kebangkitan Islam Dunia”.
Menurut undangan yang beredar, pembicara dalam dialog terbuka itu adalah Khalifah atau Amirul Mukminin Abdul Qodir Hasan Baraja.
Namun, pihak panitia sendiri melalui pernyataan resminya yang disampaikan Hadi Salam selaku ketua panitia merilis video pembatalan itu pada Jumat, 16 November kemarin.
Alasan pembatalan acara yang rencana akan digelar pagi ini karena melihat situasi politik dan keamanan juga masyarakat yang menolak kegiatan tersebut sehingga tidak memungkinkan untuk diadakan. Di lokasi pun terpasang spanduk bertuliskan ‘Kegiatan Khilafatul Muslimin di Az-Zikra Dibatalkan’. Di lokasi juga terpasang spanduk bertuliskan penolakan acara tersebut, katanya dari warga setempat.
“Penolakan dari masyarakat Bogor yang diaspirasikan melalui ormas serta mahasiswa Islam di Kabupaten Bogor. Acara tersebut dianggap meresahkan yang dapat mengancam eksistensi dari NKRI. Kegiatan syiar kekhalifahan tersebut mendapatkan banyak penolakan dari masyarakat Bogor karena dinilai dapat merusak empat pilar kebangsaan,”ujar Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika Gading.
Dalam situs khilafahislam.net, pihak panitia memberikan empat arahan sekaitan dengan pembatalan itu:
“Pertama, Acara dialog Syi’ar Kekhalifahan Islam Sedunia 1440 H yang di rencanakan pada hari sabtu, 17 November 2018, di batalkan. Kedua, Selanjutnya agar para peserta tetap tenang dan menjunjung al akhlakul karimah serta tetap berkomunikasi dengan panita. Ketiga, Para Peserta yang telah hadir di Jakarta di arahkan ke masjid-masjid dengan agenda i’tikaf. Insya Allah, pada hari Ahad 18 November 2018 pukul 07.00 kita akan Rihlah ke Monas untuk bersilatuahim. Keempat, Kepada pihak yang berwenang baik pihak Kepolisian dan TNI serta masyarakat secara umum agar dapat membantu menciptakan suasana yang damai dan kondusif,” Katanya.
Pembatalan acara dialihkan oleh panitia dengan konvoi ratusan motor di daerah Bekasi dan Jakarta Jumat kemarin. Dengan membawa bendera tauhid berwarna Hijau Putih dan papan iklan di motor yang bertuliskan ‘Indonesia Titik Awal Kebangakitan Islam Dunia’.
Misinya tebar maklumat kekhalifahan, menyampaikan misi Khilafah yang rahmatan lil ‘alamin kepada kaum muslimin, ujarnya mengutip situs resmi kelompok itu.
Disitus yang sama pula, kelompok ini mengaku beda dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah dibubarkan pemerintah ini dan mengaku bukan sebagai ancaman bagi Indonesia. Meskipun sama-sama berkeinginan dan mengusung ide khilafahan dunia dan membawa-bawa kalimat tauhid dalam benderanya.
“Kami ingin menampilkan bahwa Khilafah itu sesuatu yang indah, yang rahmatan lil ‘alamin, bukan sesuatu yang menakutkan, yang anarkis, yang teroris. Jangan sampai cara berfikir terhadap khilafah itu seperti yang di Syam ISIS, seperti HTI yang harus ada kekuasaan”, terang ketua panitia, Hadi Salam seperti yang diberitakan Tirto.id.
Sementara itu, Kepala Bagian Operasi Polres Bogor Kompol Ahmad Faisal yang ada di lokasi mengatakan bahwa pihaknya sudah koordinasi dengan Ketua Yayasan Az-Zikra dan mengamankan lokasi karena adanya penolakan dari warga sekitar sekaitan dengan acara silaturahmi kekhilafahan itu. Polisi juga mengatakan bahwa lokasi aman.
“Sejauh ini tidak ada gangguan. Kemudian dari kelompok khilafah yang rencananya akan melaksanakan kegiatan di sini tidak ada,” katanya.
Namun siapakah sebenarnya kelompok mereka ini dan siapa Abdul Qodir Hasan Baraja yang mengaku sebagai kholifahnya?
Akun Facebook Awan Kurniawan mengatakan bahwa Abdul Qadir Hasan Baraja lahir pada tanggal 10 Agustus 1944 di Taliwang, Sumbawa. Pendiri Darul Islam di Lampung pada tahun 1970, pendiri Pondok Pesantren Ngruki. Abdul Qadir Hasan Baraja telah mengalami 2 kali penahanan, pertama pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman, ditahan selama 3 tahun. Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985.
Abdul Qadir Hasan Baraja mendirikan Khilafatul Muslimin, sebuah organisasi yang bertujuan untuk melanjutkan kekhalifahan Islam pada tahun 1997. Ia ikut ambil bagian dalam mendirikan Majelis Mujahidin Indonesia pada bulan Agustus 2000, tetapi tidak aktif menjadi anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Berikut tautan lengkapnya di akun Awan Kurniawan. (ma)