Kuala Lumpur, 5News.co.id,- Sepekan setelah Reuni Akbar 212 di Indonesia, oposisi Malaysia juga menggelar demonstrasi 812 pada Sabtu (8/12). Aksi massa itu digelar dalam rangka merayakan keputusan pemerintah untuk tidak meratifikasi Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD).
Seperti dilansir CNN, Sabtu (8/12), Kepolisian Diraja Malaysia menyatakan, aksi unjuk rasa itu diikuti sekitar 50 ribu orang. Demonstrasi itu dimulai sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Massa berkumpul di Dataran Merdeka dan sempat menunaikan salat Zuhur berjamaah di jalanan yang sudah ditutup sementara.
Sambil berjalan menuju lokasi, massa membaca Shalawat Nabi Muhammad Saw serta bertakbir. Sepanjang jalan, mereka meneriakkan ‘Tolak ICERD’, ‘Hancur ICERD’ sebagai bentuk penolakan konvensi PBB. Beberapa demonstran bahkan membawa spanduk bertuliskan ‘Panjang Umur Kaum Melayu’.
Anggota Majelis Tinggi UMNO, Datuk Seri Tajuddin Abdul Rahman menyatakan dalam orasinya, mereka tidak akan pernah setuju dengan konvensi PBB itu. Menurutnya, hal itu akan mengganggu stabilitas negara yang selama ini dikuasai oleh etnis Melayu. Dia juga menyatakan enggan memberi ruang kepada keturunan China dan India.
Dalam orasinya itu, Rahman juga mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar, jika pemerintah tidak mendengarkan kemauan mereka.
Pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Muhammad saat ini didukung oleh kalangan etnis China dan India yang merupakan minoritas. Pada 23 November 2018 lalu, Pemerintah Malaysia telah merilis pernyataan untuk membatalkan ratifikasi ICERD, dengan pertimbangan bahwa sekelompok warganya menolak karena khawatir akan berdampak pada hak istimewa mereka sebagai masyarakat pribumi.
Koalisi berkuasa, Pakatan Harapan, sempat meminta agar unjuk rasa yang diinisiasi oleh Persatuan Mufakat Sejahtera Masyarakat, Gerakan Pembela Umat, dan Daulat ini dibatalkan. Namun, pihak oposisi dan penyelenggara tetap bersikeras menggelar aksi tersebut karena sudah mendapatkan izin dari aparat setempat.(hsn)