Palestina – 5news.co.id – Tanggal 20 November diperingati sebagai Hari Anak Sedunia. Anak-anak yang semestinya mendapatkan perhatian orang tua, pendidikan yang cukup dan hidup layak. Namun tidak demikian dengan nasib anak-anak korban perang dan konflik, seperti Yaman, Palestina dan Irak.
Hingga saat ini Israel terus menerapkan kebijakan rasisme dan melanggar aturan internasional dengan aksi kekerasan dan pembunuhan terhadap anak-anak Palestina.
Seperti dilaporkan Defence for Children International Palestine (DCI) sebuah Organisasi non-pemerintah, Senin (19/11) kemarin mengumumkan bahwa sejak awal tahun 2018 hingga saat ini rezim Zionis Israel telah membunuh 52 anak Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Dalam laporan yang sama, sejak tahun 2000 lebih dari 2.070 anak Palestina gugur akibat penembakan pihak Zionis.
Sementara itu, menurut laporan Palestinian Prisoners Club, saat ini sekitar 350 anak Palestina berada dalam kondisi mengenaskan dan membusuk di penjara-penjara Israel.
Tindak kekerasan Israel terhadap anak-anak Palestina melanggar aturan internasional terutama Konvensi Hak-hak Anak tahun 1989, Bagian I, Pasal 16. Penindasan yang dilakukan tentara Israel terhadap anak-anak Palestina juga melanggar Konvensi Jenewa.
Anak-anak Palestina merupakan bagian terbesar korban kejahatan Israel akibat serangan-serangan brutal atas Palestina termasuk terhadap mereka. Hal ini adalah bukti tak terbantahkan terkait kejahatan Israel.
Setali tiga uang dengan nasib anak-anak di Yaman. Menurut laporan HAM PBB, Sejak Maret 2015, lebih dari 6.000 anak tewas atau cedera dalam serangan udara yang dilancarkan oleh Arab Saudi.
“Yaman adalah salah satu tempat paling mengerikan bagi anak-anak,” kata jurubicara UNICEF, Juliette Touma seperti laporan media Jerman.
Keamanan dan penjagaan keamanan bagi anak-anak porak poranda akibat serangan yang tak kunjung henti, juga akibat banyaknya kekerasan terhadap anak-anak, pungkas Touma. (mas)