Jubir Hamas: Tujuan Utama Perlawanan Palestina Berakhirnya Rezim Israel

 

 

 

 

 

 

 

“Bentrokan terbaru antara muqawama Palestina dan Israel pada pada 11 November lalu, merupakan salah satu bentrokan terbesar sejak perang tahun 2014 yang akhirnya dimenangkan rakyat Paelstina dan memaksa Israel mengajukan genjatan senajata,” Juru Bicara kelompok Gerakan Perlawanan Palestina (Hamas), Hazim Qassim, Selasa (20/11).

Gaza, 5News.co.id, – Tujuan perlawanan Palestina terhadap Israel bukan mundurnya Menteri Perang Israel, Avigdor Lieberman maupun petinggi Israel lainnya, tapi rakyat Palestina memiliki satu tujuan  yaitu berakhirnya rezim Israel sebagai penjajah al-Quds. Ungkap Juru Bicara kelompok Gerakan Perlawanan Palestina (Hamas), Hazim Qassim pada Selasa (20/11)

“Bentrokan terbaru antara muqawama Palestina dan Israel pada pada 11 November lalu, merupakan salah satu bentrokan terbesar sejak perang tahun 2014 yang akhirnya dimenangkan rakyat Paelstina dan memaksa Israel mengajukan genjatan senajata,” ungkap Hazim.

Hazim mengaku, sedikitnya 500 roket dan rudal ditembakkan pejuang Palestina dari Gaza ke arah Negara Zionis tersebut dan menimbulkan kerugian besar.

Akibat serangan itu, Menteri Peperangan Israel Avigdor Lieberman mengundurkan diri dua hari setelah bentrokan dan akhirnya gencatan senjata antara kedua pihak pun disepakati.

Serangan tersebut juga menyebabkan keributan dalam parlemen Israel, Knesset dan para politisi menyakahkan lemahnya menteri pertahanan dan pemerintahan Netanyahu.

Salah satu anggota Knesset, Ksenia Svetlova, pada Sabtu (17/11) kemarin mengakui bahwa  Israel saat ini tidak mampu menghancurkan Gerakan Hamas.

Netanyahu gagal melumpuhkan serangan Hamas, perlawanan Palestina kini semakin kuat,” akunya.

Zvika Fogel, mantan kepala staf gabungan militer juga menunjukan kekesalan atas kekalahan negaranya itu.

“Kemampuan Hamas dalam bentrokan terbaru menunjukkan bahwa mereka lebih sukses dan lebih efesien sedangkan Iron Dome Israel gagal menahan laju roket Palestina,” ungkap petinggi militer itu.

Kali ini Israel tidak mampu mengungguli Hamas, sesalnya. (mas)