Ustad Muhammad Bsa: Kosongkan Majelis dari Selain Rasulullah Saw

“Jangan berbicara sendiri, atau sibuk dengan handphone dalam acara mulia semacam ini. Seandainya kita bersholawat, dan menghadiahkan pahalanya kepada orang yang kita cintai, atau keluarga yang sudah wafat, betapa bahagianya mereka. Yang bersholawat dapat pahala, yang dikirimi juga pasti bahagia,” Ustad Muhammad bin Alwi bin Syech Abubakar, acara peringatan Maulid Nabi Saw, di Pekalongan, Senin (26/11)

Pekalongan, 5News.co.id,- Ustad Muhammad bin Alwi bin Syech Abu Bakar berpesan agar umat tidak melakukan sesuatu saat menghadiri maulid selain untuk Nabi Muhammad Saw. Dia juga menekankan agar selalu mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya, tanpa menentang atau mendahuluinya.

Hal itu disampaikan oleh Ustad Muhammad BSA, di hadapan ratusan jamaah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, Senin (26/11) di Pekalongan, Jawa Tengah.

“Kita wajib bersyukur karena dipilih sebagi umat Rasulullah Saw,” ujarnya, setelah mengucapkan tahmid dan sholawat sebagai pembuka ceramah.

Ustad menyatakan, Nabi Saw adalah pemersatu umat. Menurutnya, jamaah yang hadir dengan berbagai strata dan jabatan sosial, dan duduk bersama tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain, adalah bukti bahwa Nabi Muhammad Saw, adalah pemersatu umat.

“Salah satu bukti bahwa Rasulullah Saw diutus sebagai ‘rahmatan lil alamin’,” kata Ustad.

Ustad juga menjelaskan bahwa, seluruh keindahan perangai para Nabi terdahulu, juga diberikan Allah Swt kepada kekasih-Nya, Nabi Muhammad SAW. Dia menceritakan bagaimana beratnya ujian para Nabi AS, sebelum masa Nabi Muhammad Saw.

“Nabi Nuh alaihis salam,berdakwah selama 950 tahun, dengan kesabaran yang luar biasa, hanya mendapat pengikut sebanyak 80 orang. Nabi Ibrahim alaihis salam, puluhan tahun tak memiliki keturunan. Setelah doanya terkabul dan diberi keturunan, tiba-tiba Allah Swt memerintahkannya untuk membawa anak itu bersama ibunya, ke sebuah lembah gersang, tanpa air sama sekali, dan meninggalkan mereka disana,” tutur Ustad bercerita.

“Beberapa tahun kemudian, Nabi Ibrahim As datang kembali ke lembah itu, dan mendapati lembah itu telah berubah menjadi sebuah pemukiman. Belum lama Nabi Ibrahim berkumpul bersama putranya, Allah Swt telah memerintahkan untuk menyembelihnya. Seluruh perintah itu dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim, tanpa mempertanyakannya sama sekali,” lanjutnya.

Ustad Muhammad BSA menegaskan bahwa kesabaran Rasulullah Saw lebih dari itu semua. Beliau Saw mengalami gangguan dari kaumnya lebih dari yang dialami oleh Nabi Nuh As. Beliau bahkan tidak dikaruniai putra sebagaimana Nabi Ibrahim As. Meskipun demikian Nabi Saw bersabar, tidak mengeluh dan melaksanakan semua perintah Allah Swt sebagaimana para nabi yang diutus sebelum Beliau Saw.

Lebih lanjut,Ustad menjelaskan bahwa Allah Swt bahkan merasa perlu mengajari umat Rasulullah Saw, tentang bagaimana seharusnya memperlakukan kekasih-Nya. Dalam ayat 1 surat Al Hujurat, disebutkan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (1)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.( QS Al Hujurat:1)

Menurut Ustad, ayat itu menjelaskan bahwa Allah Swt menginginkan agar kita menjadikan perintah dan laranganNya, yang disampaikan melalui kekasihNya, Rasulullah Saw, sebagai acuan.

“Tidak ada celah untuk membuat aturan sendiri,” katanya.

“Allah Swt juga memerintahkan kita untuk mencintai Nabi Muhammad saw, lebih dari orang tua, istri dan anak sendiri,” lanjut dia.

Belum beriman orang yang masih mencintai sesuatu, melebihi kecintaan kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Untuk itu Ustad Muhammad Bsa berpesan agar tidak melakukan hal yang sia-sia, terutama saat menghadiri acara maulid. Ustad menekankan agar mengosongkan perhatian dan kegiatan apapun, selama majelis berlangsung, dan mengkhususkannya bagi Rasulullah Saw.

Ustad melanjutkan, dengan hanya bersholawat sepanjang acara maulid, dan meniatkan pahalanya bagi orang-orang yang dicintai, hal itu akan membuat mereka bahagia

“Jangan berbicara sendiri, atau sibuk dengan handphone dalam acara mulia semacam ini. Seandainya kita bersholawat, dan menghadiahkan pahalanya kepada orang yang kita cintai, atau keluarga yang sudah wafat, betapa bahagianya mereka. Yang bersholawat dapat pahala, yang dikirimi juga pasti bahagia,” pungkas Ustad, sebelum menutup ceramahnya.(jin)