MUI Jepara: Agar Indonesia Tidak Seperti Suriah Perbanyak Sholawat dan Jaga Persatuan


Jepara – 5news.co.id – Ketua MUI Jepara, KH. Dr. Mashudi, MAg dalam satu acara peringatan Maulid mengatakan bahwa kita tidak bisa mengandalkan ibadah-ibadah kita, sebagai umat nabi Muhammad Saw modal kita adalah mahabbah, kecintaan kepada Rasulullah.

“Kita bukan keluarga nabi, belum pernah pula bertemu dengan nabi, dalam mimpi pun belum pernah bertemu. Untuk itu kita perlu banyak membaca shalawat kepada Rasululllah sebagai bukti cinta kita kepadanya,” katanya di hadapan ratusan warga Bulungan kecamatan Pakis Aji Jepara itu, Minggu (1/12).

Karena cintanya kepada Rasulullah, lanjutnya, dalam acara maulid nabi di Lanud Semarang, Habib Lutfi memotong 100 kambing. “Tidak ada yang mustahil jika demi cinta kita kepada Rasulullah,” tandasnya.

Ulama asal Pecangaan itu juga mengingatkan bahwa sekarang ini bukan jamannya sedikit-sedikit mengatakan musyrik dan bidah terhadap amalan sebagian umat Islam, tapi saatnya memperbanyak sholawat kepada Rasulullah.

“Selama kita suka sholawat keburukan akan berkurang, penyakit masyarakat akan hilang. Persatuan dan kesatuan akan terjalin. Maka di bulan maulid ini di mana-mana masyarakat bersholawat. Bangsri bersholawat, Bulungam bersholwat begitu juga di tempat-tempat lainnya,” katanya.

Kyai Mashudi berharap agar desa Bulungan dijadikan sebagai desa percontohan, desa yang aman,  tenang dan tentram.

Kyai Mashudi menceritakan Ulama dari Suriah, Syekh Abdus Salam Rajeh yang berbagi pengalam hancurnya Suriah dalam sebuah acara pertemuan di Semarang. Bahwa negaranya hancur karena diserang skelompok teroris yang mengatasnamakan jihad membela Islam.

Ulama Suriah itu berpesan agar jangan sampai Indonesia porak-poranda seperti Suriah, jangan sampai Indonesia tercabik-cabik oleh bangsa asing atas nama jihad,  ujar Kyai Mashudi dalam acara maulud nabi dengan mengusung tema ‘Tingkatkan Persatuan Dan Kesatuan Sesama Umat Yang Berahlaq mulia’ itu.

Kunci agar tidak terjadi seperti di Suriah, lanjutnya adalah menjadikan persatuan dan kesatuan antara rakyat dan pejabat, tokoh dan masyarakat bersatu. Yang paling penting hindari hoax dan fitnah dan ancaman dari luar.

“Tingkatkan persatuan, karena perbedaan itu pasti ada. Pandanganku benar tapi bisa jadi ada salahnya. Pendapat lain salah tapi ada kemungkinan benar.” Pungkasnya mengutip perkataan imam Syafii. (mas)