Mengkhawatirkan! Jepara Urutan Kedua Se-Jateng Penderita HIV/AIDS

Jepara – 5news.co.id – Kabupaten Jepara masih menempati urutan kedua jumlah penderita HIV/AIDS se-Jawa Tengah.  Hingga bulan September 2018 sebanyak 108 HIV dan 51 orang  penderita AIDS yang terdata. Sedangkan kota Semarang berada di posisi pertama.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, M Fakhrudin menyebutkan bahwa dalam tiga bulan ini ditemukan puluhan penderita baru, katanya pada awak media awal bulan Desember kemarin.

“Jumlah temuan di Jepara naik menjadi 151 penderita hingga September lalu, sehingga dalam kurun waktu tiga bulan, ditemukan 41 penderita baru. Namun Desember ini belum kami data lagi,” katanya.

Menurut Fakhrudin, lebih banyak ditemukan penderita yang masih dalam tahap HIV termasuk ‘prestasi ’ bagus, jika baru tahap HIV artinya kemungkinan penularan ke orang lain bisa dicegah lebih dini. Namun jika yang ditemukan sudah masuk tahap AIDS, artinya sudah telat untuk penanganannya.

Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS, namun obat yang bisa mengendalikan virus ini ada, lanjutnya. Dengan pengobatan yang rutin dan berkesinambungan bisa membuat virus HIV pada seseorang yang terjangkit bisa ditekan hingga pada titik yang tidak terdeteksi.

 “Saya kira, saat ini memang perlu disampaikan informasi yang valid dan berkualitas mengenai HIV/AIDS sehingga masyarakat khususnya yang  terjangkit bisa percaya diri dan tidak sungkan untuk menempuh pengobatan. Sehingga dengan demikian penyebarannya bisa ditekan,” ujarnya.

Langkah  efektif pencegahan adalah dimulai dengan dicari terlebih dahulu pengidapnya. “Selanjutnya ODHA diberi pengertian agar berkomitmen untuk berobat dan tidak menularkannya ke orang lain,” tambahnya.

Langkah lain, pihaknya terus berusaha mencari sebanyak mungkin penderita HIV/AIDS di Jepara  salah satunya melalui Warga Peduli AIDS (WPA) yang targetnya pada 2019 bisa ada di seluruh desa dan kelurahan di Jepara.

Saat ini, di kota Ukir sudah ada 5 Puskesmas dan 1 RS yang melayani masalah AIDS. Dan semuanya dibebaskan dari biaya, alias gratis, termasuk pengobatannya, kata Fachrudin.

“Tahun 2019 akan kami wujudkan agar semua RS dan Puskesmas yang ada bisa melayani pengobatan HIV/AIDS secara gratis. Bahkan jika memungkinkan tiap-tiap desa juga bisa melakukan hal yang sama melalui Posyandu atau Bidan Desa. Jangan sampai karena persoalan ekonomi penderita HIV/AIDS tidak bisa berobat,” katanya tegas.

Kabupaten Jepara sendiri sempat menjadi daerah percontohan dalam upaya penanganan dan pencegahan. Dengan anggaran yang kecil jika dibandingkan daerah lain, nyatanya Jepara mampu mengidentifikasi penderita dalam jumlah besar, akunya.

Sementara itu, menurut data yang ada Kecamatan di daerah utara seperti Bangsri, Kembang dan Mlonggo terbanyak penderita HIV/AIDS yang ditemukan.

Kecamatan Bangsri jumlah penderita terbanyak 121 orang sejak 1997 hingga tahun ini, Kecamatan Kembang  sebanyak 97, Mlonggo  ada 87 penderita  dan Donorojo sejumlah 85 orang.

Dan penderita dari luar kota tercatat sebanyak 20 penderita, pungkasnya. (radar kudus/wawasan/mas)