
Jepara – 5News.co.id – Namanya Fuad Hasan usia 29 tahun. Dua bulan lalu, lelaki asal Banjaran Bangsri itu mendaftar selaku driver Grab Bike. Fuad mengaku tahu Grab dari media sosial Facebook, disamping saudaranya terlebih dahulu sudah mendaftar beberapa minggu sebelumnya.
“Driver online saya pilih kerena merupakan pekerjaan yang bisa disambi, waktunya bisa bebas kapan mau,” akunya saat ditemui seminggu yang lalu (8/12).
Fuad berangkat dari rumah di Bangsri ke Jepara selepas shalat Dzuhur, 9 jam ia habiskan di jalanan sampai nanti pulang jam 9 malam ke rumah di Bangsri.
Perjalanan paling jauh kala mengantar penumpang, akunya, sampe daerah Gotri Kecamatan Mayong. “Ya sekitar 30 menitan lah. Kalau yang tersingkat lima menit sudah sampai tujuan,” lanjutnya.
Lelaki kelahiran Jepara ini mengaku tak enaknya driver ojol ini jika dapat order, penumpang sudah pesan namun seenaknya dibatalkan .
“Padahal kita sudah menuju lokasi pemesan. Tapi ada enaknya juga sih, ketika habis mengantar penumpang puas kemudian dapat fee,” katanya.
Berapa kisaran besarnya fee? Fuad bilang bisa 5.000 – 10.000.
Ketika target harian tercapai dan dapat bonus, misal 11 pelanggan dapat 40.000, 15 orang dapat 100.000 adalah diantara hal menyenangkan menjadi driver ojek online Grab.
Namun bukan hanya manisnya, Fuad berkisah tentang kejadian yang susah untuk dilupakan, bukan soal besaran fee atau ongkos ojol, tapi soal kemanusiaan.
Pernah nganter seorang ibu kisaran usia 50 tahunan ke Pecangaan mau berobat, 15- 20 menit dari Jepara kota. Di daerah Krapyak Tahunan keserempet mobil brondol.
Meskipun motor yang dia kendarai berjalan pelan namun terjangan angin supir brondol itu begitu kuat. Akhirnya motor yang dikendarai gontai, hilang keseimbangan dan terjatuh.
“Ibunya sih cuma lecet dan tetap dianter sampai lokasi tujuan,” katanya.
Fuad Merasa bersalah meskipun sudah hati- hati, akhirnya upah ojol 30.000 pun ia relakan tak diterima.
Hal lain yang ia rasakan berat saat ada promo bagi penumpang potongan 20{87a6ba9263d977182cf0a134e761ac1c7030e18f2a2187e1929c78f85c4b9bec}. Saat pelanggan cukup banyak yang ia antar namun tak jarang biaya yang diterima sering kali ga sesuai.
“Jika diitung-itung mestinya tekor,” tandasnya.
Misal lain, lanjut Fuad, dari Jepara kota ke Tahunan 6.000 – 7.000. Namun tujuan Tahunan masuk ke pelosok, karena GPS akurasinya jaraknya juga tak sesuai.
“Bisa 500 sampai 1Km jauhnya dari tujuan yang ditunjukan GPS, padahal biaya tetap. Atau posisi penjemputan ternyata jauh dari yang dipesan.” Pungkasnya.
Namun menurut Fuad, selama rajin dan semangat menarik pelanggan, menjadi driver Grab merupakan pekerjaan yang menguntungkan dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. (mas)