Puasa, Antara Iman dan Imun

Puasa, Antara Iman dan Imun
Gambar ilustrasi

Sejak darurat Covid-19 dicanangkan di seluruh dunia, Ramadan tahun ini merupakan bulan puasa kedua bagi umat muslim. Ibadah puasa bukan hanya persoalan iman, melainkan juga berkaitan erat dengan masalah kesehatan, terutama sistem kekebalan tubuh (imun).

Oleh sebagian kalangan, ibadah puasa dikhawatirkan menurunkan imunitas tubuh. Ibarat jauh panggang dari api, riset membuktikan puasa justru mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Sejumlah penelitian membuktikan berpuasa secara teratur dan terkontrol dapat mendorong terjadinya regenerasi sel darah putih atau leukosit. Hasil riset para peneliti mengatakan bahwa leukosit adalah zat yang diproduksi tubuh untuk melawan infeksi virus dan bakteri.

“Puasa dapat tingkatkan imunitas tubuh. Proses penyembuhan COVID-19 juga bisa pada gejala ringan,” ujar dokter spesialis paru, dr Anna Rozaliani, Sp.P, dalam acara Hidup Sehat di tvOne, Kamis (23/4/2020).

Salah satu penelitian terkait puasa dan daya tahan tubuh (sistem imun) dilakukan di University of Southern California. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa rasa lapar memicu sel-sel induk dalam tubuh memproduksi sel darah putih baru yang mampu melawan infeksi. Para peneliti menyebut puasa sebagai pembalik saklar regenerative yang mendorong sel induk menciptakan sel darah putih baru. 

Seorang profesor dari gerontology and biological sciences di University of Southern California (USC), Dr. Valter Longo, mengungkapkan bahwa puasa dapat memprogram ulang sistem kekebalan tubuh yang rusak, terutama pada pasien kemoterapi atau gangguan autoimun. 

Puasa membuat tubuh mengolah cadangan glukosa, lemak, dan keton.  Alhasil, proses ini akan merusak sel darah putih yang telah lama dan memicu regenerasi sel induk untuk membuat sel sistem kekebalan tubuh baru. 

 “Ketika berpuasa, sistem dalam tubuh akan menghemat energi dengan mendaur ulang banyak sel imunitas yang rusak atau tidak diperlukan,” kata Dr. Longo.

Artikel bertanggal 7 April 2020 yang diterbitkan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Jawa Timur, menyebutkan bahwa penciptaan sel darah putih baru inilah yang mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh. Tubuh lalu menyingkirkan bagian-bagian dari sistem yang mungkin rusak, tua, atau tidak efisien selama puasa. 

Hal ini membuat tubuh menginduksi perubahan yang memicu regenerasi sel induk untuk membuat sel sistem kekebalan tubuh baru. Para peneliti juga menemukan, puasa berkepanjangan juga mengurangi enzim PKA. Enzim ini terkait erat dengan penuaan dan hormon yang meningkatkan risiko kanker dan tumor.(hsn)