Asal Mula Perayaan Tahun Baru di Seluruh Dunia

5NEWS .CO.ID,-  Merayakan perayaan tahun baru masehi sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh banyak negara sejak berabad-abad silam. Berbagai kota di dunia merayakan dengan berbagai pertunjukan, pesta dan pentas kembang api.

Tradisi perayaan pergantian ini bermula ketika manusia mulai mengenal sistem penanggalan. Dilansir dari situs history.com, bahwa Kerajaan Babilonia yang mengawali tradisi ini, mereka melakukan perayaan penanggalan pada bulan pertama vernal equinox (perpotongan lingkaran ekuator dan ekliptikal).

Momentum bulan pertama ini terjadi sekitar Maret. Kala itu, bumi belahan utara sedang mengalami musim semi.

Orang Babilonia menggelar festival bernama Akitu yang bermakna padi-padian. Biasanya tanaman ini dipotong saat musim semi. Festival ini dirayakan selama 11 hari dengan beragam ritual.

Mereka menafsirkan tahun baru sebagai kemenangan Dewa Langit yang bernama Marduk melawan Dewi Laut yang jahat, Tiamat. Raja Babilonia sendiri juga akan menerima mahkota baru pada momen tersebut.

Sementara Kerajaan Romawi menentukan penanggalan dan pergantian tahun dengan siklus matahari. Julius Cesar mengubah penanggalan Romawi dengan menambah 90 hari dan menamainya dengan kalender Julian.

Bangsa Romawi juga memperingati tahun baru dengan berbagai pengorbanan kepada Janus, Dewa Romawi yang memiliki dua muka. Mereka juga bertukar hadiah, mendekorasi rumah dan mengunjungi beberapa pesta.

Lain halnya dengan Bangsa Mesir, mereka menandai pergantian tahun dengan melihat banjir sungai Nil. Perhitungan ini juga bersamaan dengan munculnya rasi bintang sirius.

Sedangkan Cina menentukan tahun baru pada bulan baru kedua saat titik balik matahari setelah musim gugur.

Berbeda dengan Islam yang menentukan penanggalan dari masa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Mereka membuat perhitungan berdasarkan peredaran bulan. Kalender hijriyah berbeda dengan kalender masehi.

Dan kini, seluruh dunia turut merayakan pergantian tahun baru menyesuaikan dengan tradisi masing-masing. Misalnya saja, orang Spanyol yang merayakan tahun baru dengan cara memakan 12 butir anggur dan orang Belanda yang biasa menyajikan kue berbentuk cincin.

Di New York, Amerika Serikat, memiliki tradisi menyaksikan jatuhnya bola raksasa di Times Square sejak 1907. Di sejumlah daerah di Indonesia merayakan momen ini dengan membakar jagung dan berkumpul bersama anggota keluarga. Selamat tahun baru. (mra)