
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Kebijakan terkait penanganan pandemi Covid-19 seperti pembatasan sosial sangat berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat kecil atau Wong Cilik. Kalangan ini mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi meski bantuan pemerintah sering kali tak menjangkau mereka.
Holdi, warga Rt 004 Rw 006 Desa Tegalparang, Mampang Prapatan, Jaksel harus bersepeda berkilo-kilo meter jauhnya menjajakan kopi, teh dan minuman hangat setiap hari demi bertahan hidup. Pandemi Covid-19 membuatnya kehilangan penghasilan hingga 2/3 dari yang biasa dia hasilkan.
“Soal omzet, Alhamdulillah, sebelum corona lumayan dah pendapatan ‘kenceng’. Tapi kalau sesudah corona ya menurun, anjlok,” kata Holdi kepada 5NEWS.CO.ID di Jalan Mampang Prapatan, Sabtu (7/11/2020) siang.
Sebelum pandemi, Holdi mengaku bisa mendapatkan pendapatan hingga Rp 300 ribu per hari. Namun, setelah pandemi Covid-19 pendapatannya kini berkisar Rp 70-100 ribu setiap harinya. Meski demikian, ia tetap mengayuh sepedanya hingga radius 5 sampai 6 kilometer jauhnya.
“Paling jauh ke daerah Blok M. Berangkat jam 6 pagi pulang jam 4 sore, ujarnya.
Holdi melakoni usahanya tanpa mengandalkan pihak lain, termasuk bantuan pemerintah. Duda tiga anak itu membangun usaha yang ia sebut ‘kecil-kecilan’ demi bertahan hidup. Saat ditanya pernah mendapat bantuan sosial pemerintah, “Enggak pernah,” jawab dia.
“Ini dari usaha saya kecil-kecilan. Dari pemerintah enggak pernah dapat,” ungkap pria yang akrab disapa Bang Holdi ini.
Holdi dan masyarakat kecil lainnya berharap dana bantuan Covid-19 yang digulirkan oleh pemerintah juga menjangkau Wong Cilik. Dana tersebut akan sangat membantu dalam bertahan hidup di tengah pandemi.(hsn)