Usai Sekap dan Aniaya Perawat RS, Bripda Tito dan Rekannya Berakhir di Sel Khusus

Bripda Tito Tampubolon, Polisi yang menganiaya perawat RS Bandung karena tak terima disebut satpam. (foto: Facebook/Tito Tampubolon)

Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Seorang oknum polisi, Bripda Tito Tampubolon melakukan penganiayaan dan penyekapan terhadap perawat dan security Rumah Sakit Bandung, Senin (7/11/2022) malam.

Serangan ini diduga dilakukan oleh delapan oknum polisi yang baru lulus pendidikan. Akibat aksinya tersebut, seorang security yang bernama Wanda mengalami luka parah. Dia dikroyok oleh oknum-oknum polisi tersebut. Tubuhnya diinjak-injak dan kepala dipukul sampai membuat dirinya pingsan.

Aksi tersebut diduga karena dirinya tak terima disebut layaknya seorang satpam oleh korban, dan berakhir peristiwa penganiayaan.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, Bripda Tito merupakan seorang anggota polisi yang baru lulus pada tahun 2022.

Mereka juga baru dilantik pada Juli 2022 lalu dan baru resmi menjadi anggota Polri selama empat bulan. Seharusnya, baik Bripda Tito maupun rekannya tidak boleh keluar barak tanpa izin.

Dia juga mengungkapkan bahwa mereka ditempatkan di sel khusus gedung Bid Propam Polda Sumut.

“Iya, ditempatkan di tempat khusus. Saat ini ada lima orang,” kata Hadi, Rabu (9/11/2022)

Lantas Polda Sumut meminta maaf atas tindakan brutal yang dilakukan delapan oknum anggotanya.

“Kami menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa itu, terkait ketidaknyamanan yang dilakukan oleh beberapa oknum anggota Polri,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, dilansir dari Tribun Medan.

Dia juga mengungkapkan kronologi kasus ini, yang diawali dari salah satu anggota, Bripda Tito, yang kabur dari barak untuk pesta minuman keras(miras) dan mabuk-mabukan bersama tiga rekan perempuannya, Debye, Iten dan Ayu, di salah satu klub malam di kawasan Kec. Medan Baru.

Usai mabuk, masing-masing mereka pergi ke hotel yang terletak di kawasan Jalan Gajah Mada Medan, lalu memesan dua kamar. Saat itulah, Iten dan Ayu dikunci dari luar kamar.

“Karena Iten (mahasiswi) dan Ayu (perawat RS Bandung) mabuk, agar tidak ribut keluar kamar, mereka dikunci dari luar oleh Bripda T,” kata Hadi.

“Tetapi Ayu marah dan menelpon kawan-kawannya, security RS Bandung dan perawat atas nama Wanda Winata (4 orang), lalu terjadi cekcok mulut dengan Bripda T,” lanjutnya.

Selepas cekcok, security bersama perawat kembali ke RS Bandung. Tak lama kemudian Bripka Tito yang belum genap setahun bertugas itu tak terima.

Selanjutnya, dia malah mengajak rekan angkatannya mendatangi RS Bandung dan di situlah terjadinya penganiayaan.

“Kurang lebih lima atau enam orang itu mendatangi RS Bandung, kemudian mencari salah satu perawat yang sempat cekcok mulut di hotel sebelumnya, dan di situ dilakukan pemukulan atau penganiayaan oleh empat orang anggota Polri,” terang Hadi.

“Setelah itu mereka meninggalkan RS. Berikutnya ada sekitar tujuh orang kembali mendatangi RS, tetapi dilerai oleh warga. Setelah dilerai oleh warga mereka pulang,” sambungnya.

Saat ini delapan oknum polisi tengah diperiksa oleh Propam Polrestabes Medan, antara lain Bripda Tito I Tampubolon, Bripda M Fariz Alfasha Dalimunthe, Bripda Daniel Sitompul, Bripda Adil Sidabutar, Bripda Josua Hutagaol, Bripda Yogi Nainggolan, Bripda Abraham Pasaribu, dan Bripda Ikhsan Siregar.

“Pimpinan tidak mentolerir sikap atau perilaku seperti ini bagi siapa pun anggota Polri, dan akan dikenakan tindakan yang tegas. Kita lihat nanti hasil perkembangan penyidik selanjutnya,” kata Hadi.

Tito sendiri diketahui merupakan dalang dari kejadian tak mengenakan tersebut di Rumah Sakit Bandung Jalan Mistar, Medan, Sumatera Utara.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda menyebut, kejadian penganiayaan yang terjadi kepada perawat dan sekuriti Rumah Sakit Bandung itu terekam kamera CCTV.

“Dari rekaman CCTV ke delapan polisi itu terbukti melakukan kekerasan,” kata Valentino saat memberikan keterangannya, Selasa (8/11/2022). (hus)

Komentar