
Solo, 5NEWS.CO.ID,- Polisi mengultimatum para pelaku penyerangan acara Midodareni, sebuah kegiatan saklral dalam adat jawa pada malam sebelum akad nikah, agar menyerahkan diri secara baik-baik. Jika tidak dihiraukan, pihak kepolisian akan menangkap paksa para pelaku.
Kapolresta Solo Kombes Andy Rifai menyatakan pihaknya telah mengidentifikasi para penyerang rangkaian acara pernikahan putri Habib Umar Assegaf. Ia juga menyebut polisi telah mengantongi nama para pelaku insiden dan berhasil meringkus dua diantaranya.
“Kepada pelaku-pelaku yang lain kami beri kesempatan dua. Menyerah baik-baik atau kami tangkap dengan cara kami,” kata Kombes Andy Rifai kepada awak media di Mapolresta Solo, Senin (10/8/2020) siang.
Kapolres mengatakan dalam waktu 1×24 jam petugas telah meringkus dua orang yang diduga pelaku penyerangan di rumah almarhum Habib Assegaf Al-Jufry. Keduanya, masing-masing berinisial HD dan BD, kini menjadi tahanan Polresta Solo.
Sementara itu, salah seorang keluarga korban Memed (40), menceritakan bahwa massa berkumpul pada saat acara doa bersama digelar pada hari Sabtu (8/8) malam. Gerombolan itu lalu berteriak-teriak memaksa supaya acara sakral tersebut dibubarkan. Ia mengungkapkan, massa menjadi beringas dan merusak tiga mobil dengan memukuli, menendang bahkan menghancurkan kacanya.
“Mobil motor pertama yang keluar hanya mendapatkan intimidasi. Ketika mobil CRV hitam keluar dari dalam gang, massa tiba-tiba merangsek maju melakukan pemukulan penendangan, kemudian memecah kacanya,” papar Memed saat ditemui sejumlah wartawan di depan gedung Satreskrim Polresta Solo, Senin (10/8).
Tak lama kemudian, pamannya Habib Husin Abdullah juga turut keluar dengan mengendarai sepeda motor. Sesampainya di ujung gang, massa merangsek maju dan mulai memukuli korban hingga terjatuh dari sepeda motor.
“Pak Husin sempat mencoba bangun setelah terjatuh, tapi massa memukul kepalanya pakai batu,” tuturnya.
Melihat adiknya terkapar, Habib Umar Assegaf bergegas menghampiri adiknya yang terjatuh dengan berboncengan sepeda motor bersama putranya Habib Hadi Umar. Setibanya di lokasi, gerombolan massa memukul wajah serta menendang sepeda motor yang dia kendarai hingga tersungkur jatuh bersama anaknya.
“Teman-teman bisa lihat di rekaman video yang beredar bagaimana kejadiannya. Pak Umar lalu dipukuli dengan batu, dengan kayu, ditendangi dan diinjak-injak hingga menderita luka di sekujur tubuh,” ungkap Memed.
Akibatnya, Habib Umar Assegaf menderita luka-luka hingga tak dapat menghadiri acara pernikahan putrinya. Sementara dua keluarganya yang juga korban, terpaksa menjalani perawatan medis akibat penganiayaan tersebut.(hsn)