
Washington, 5NEWS.CO,ID,- Warga Amerika Serikat meradang setelah presiden mereka Donald Trump mentwit serangkaian tulisan yang dianggap berbau rasis dan anti Islam. Serial twit Trump tersebut mengarah kepada empat anggota Kongres AS wanita, yakni Ilhan Omar, Alexandria Ocasio-Cortez, Ayanna Pressley dan Rashida Tlaib.
Ilhan Omar adalah warga Amerika kelahiran Somalia. Rashida Tlaib merupakan anak dari pasangan pengungsi Palestina yang tinggal dan menjadi warga Amerika. Keduanya beragama Islam. Alexandria Ocasio-Cortez adalah seorang warga Amerika berdarah Puerto Riko yang beragama Katolik, sementara Ayanna Pressley merupakan seorang wanita warga Amerika berkulit hitam.
“Kapan anggota Kongres wanita radikal ‘berhaluan kiri’ meminta maaf kepada negara kami, bangsa Israel dan bahkan ke kantor Presiden, untuk bahasa busuk yang telah mereka gunakan, dan hal mengerikan yang mereka katakan. Begitu banyak orang yang marah pada mereka & mereka mengerikan & tindakan menjijikkan!” tulis Trump di akun Twitternya, Senin (15/7/2019).
https://platform.twitter.com/widgets.jsWhen will the Radical Left Congresswomen apologize to our Country, the people of Israel and even to the Office of the President, for the foul language they have used, and the terrible things they have said. So many people are angry at them & their horrible & disgusting actions!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 15 Juli 2019
Twit Trump tersebut spontan membuat warga AS meradang. Para tokoh negara Paman Sam itu mengecam twit tersebut dan menuding presiden mereka sebagai rasis. Netizen juga bereaksi dan menyerang akun Twitter presiden AS itu dengan kalimat-kalimat ‘pedas’.
Respon negatif tak membuat Presden Amerika Serikat Donald Trump melunak namun justru semakin keras ‘menyerang’ keempat anggota Kongres wanita yang sering mengkritiknya. Dalam komentarnya, Trump bahkan mempersilahkan keempat wanita tersebut hengkang dari Amerika.
“Jika Anda tidak bahagia di AS dan mengeluh sepanjang waktu, Anda bisa pergi, Anda bisa pergi sekarang,” tulis Trump dalam komentarnya di Twitter.
Seorang akademisi yang juga pengamat politik Amerika, Kevin Barret mengatakan jika wanita anggota Kongres AS berdarah keturunan harus kembali ke negara mereka seperti dikatakan oleh Presiden AS Donald Trump, maka kepala negara Amerika itu juga harus kembali ke Israel, di mana kesetiaannya berada.
“Mengapa Trump menyamakan kantor presiden dengan rakyat Israel? Mungkin itu karena … Trump sebenarnya adalah aset Zionis,” ujar Barrett.
“Mungkin Trump juga harus kembali ke tempat asalnya, Israel, negara yang sedang melakukan pembantaian besar-besaran” kata Barret menambahkan.
Barrett juga mengatakan bahwa tidak bijaksana bagi Trump untuk menggunakan retorika seperti itu terhadap wanita lain sementara dia adalah salah satu dari pria kuat yang diduga terlibat kasus perdagangan seks di kalangan miliader AS.
Perlu diketahui, keempat wanita anggota Kongres AS tersebut dikenal sebagai oposisi Trump. Dalam beberapa kesempatan mereka menyatakan cita-citanya untuk memakzulkan Presiden AS Donald Trump.(PRESSTV/hsn)