
Jepara, 5NEWS.CO.ID,- Nur Hasan (35), Warga Desa Srikandang, Bangsri, Jepara, Jawa Tengah, dievakuasi tim SAR setelah tiga minggu tinggal di puncak Songolikur, Gunung Muria. Saat dievakuasi kondisi Nur Hasan sangat lemah hingga kesulitan untuk berbicara.
“Kawan-kawan pendaki asal Semarang memberi informasi. Saat ditemukan, kondisinya sudah lemah tapi diajak turun tidak mau. Mereka kemudian menginformasikan ke BPBD Semarang. Kemudian diteruskan ke BPBD Jepara,” kata Mohamad Zaenudin, petugas BPBD Jepara, Minggu (02/06/2019) siang, di Jepara.
Nur Hasan mengaku sedang menjalani ‘laku batin’ selama empat puluh hari di puncak gunung Muria. Selama tinggal di puncak Songo Likur, pria itu berdiam dalam sebuah gubuk yang terbuat dari plastik bekas, tanpa perabotan maupun perbekalan.
Menurut keterangan para pendaki asal Semarang, saat ditemukan, kondisi Nur Hasan lemas dan menggigil kedinginan. Dia mengatakan sudah tiga minggu tinggal di puncak gunung berketinggian sekitar 1.600 meter di atas permukaan laut tersebut. Meskipun demikian, survivor itu bersikeras untuk tinggal dan enggan diajak turun.
BPBD Jepara lalu menggelar sebuah Operasi Penyelamatan dengan mengirimkan Tim SAR dan petugas medis serta membuka posko di Desa Tempur. Kedua tim itupun berhasil mencapai lokasi dan langsung mengevakuasi survivor tersebut.
Zaenuddin mengungkapkan,meski kondisinya lemah, Nur Hasan menyebut bahwa dia memiliki kerabat bernama Masyhudi yang tinggal di Desa Sirahan, Kecamatan Cluwak, Kab. Pati. Dari informasi itu, petugas BPBD bersama tim berusaha mencari Masyhudi, keluarga dari survivor tersebut.
“Setelah bertemu pak Masyhudi, kami baru memperoleh identitas Nur Hasan,” kata Zaenuddin.
Survivor itu lalu dibawa ke Puskesmas Keling I Jepara guna mendapatkan perawatan medis. Dari keluarga, diperoleh informasi bahwa Nur Hasan sempat mengalami beberapa masalah sebelum melakukan ‘laku batin’ di puncak gunung Muria.
Bagaimanapun juga, pihak keluarga menyatakan berterimakasih kepada BPBD dan semua pihak yang telah membantu menyelamatkan anggota keluarganya. Mereka juga bersyukur atas kembalinya pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang kayu itu dari aksi ‘laku batin’ yang mereka anggap cukup berbahaya.(hsn)