
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Puluhan massa yang mengatasnamakan mahasiswa melakukan aksi demo di depan Kantor DPP Partai Demokrat pada Senin (15/3) malam. Mereka menuntut klarifikasi pernyataan dari AHY agar tidak mencatut sejumlah kampus demi kepentingan partai.
Salah satu mahasiswa, Ical menyebut ada 13 kampus yang akan dicatut diantaranya MPU Tantular, UIC, UBK, UIJ, Unija, Borobudur, As Asafiah, UNKRIS, UKI, STIAMI, BSI dan Jayabaya. Menurutnya tidak seharusnya mahasiswa dilibatkan dalam kisruh partai politik.
Aksi demo tersebut sempat membuat Jalan Proklamasi arah Mataram padat karena tertutup oleh kerumunan. Namun AHY dan perwakilan dari Partai Demokrat tidak kunjung menemui para pengunjuk rasa hingga petugas kepolisian membubarkannya.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan para pendemo telah melanggar ketentuan menyampaikan pendapat di muka umum. Selain itu massa tidak mematuhi protokol kesehatan dan menjaga jarak.
“Melaksanakan malam hari, apalagi saat ini tengah masa pendemi. Permasalahan bisa diselesaikan dengan prosedur yang berlaku, sehingga kami bubarkan,” ujar Hengki, Selasa (16/3/2021).
Hengki menyayangkan sikap dari mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa di malam hari tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Sementara Kepala Badan Komunikasi Strategi DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membantah kalau DPP Demokrat bersifat tertutup terhadap para pendemo. Justru pihaknya telah berupaya mengajak pengunjuk rasa untuk berdiskusi.
“Untuk dinamika yang ditimbulkan belasan mahasiswa di depan kantor DPP PD di malam hari, kami sudah berusaha mengundang mereka ke dalam. Sesuai dengan sikap kami yang terbuka pada pelbagai kalangan yang datang untuk menyampaikan pendapat,” jelas Herzaky.
Ia tidak mempermasalahkan adanya unjuk rasa menolak sikap demokrat yang seolah melibatkan unsur mahasiswa dalam pusaran sengketa. Herzaky menilai penolakan itu wajar dalam iklim demokrasi. (sari)