Spirit of Majapahit, Konsep Pembangunan Kota Mojokerto

Spirit of Majapahit, Konsep Pembangunan Kota Mojokerto
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat berdiskusi dengan tokoh Bali, Sugi Lanus dan Niluh Djelantik di Ruang Sabha Pambojana Rumah Rakyat, Minggu (12/9/2021). (Foto: dok. 5NEWS.CO.ID)

Mojokerto, 5NEWS.CO.ID,- Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mencanangkan konsep pembangunan kota berbasis Spirit of Majapahit. Rencananya, Kota Mojokerto akan disulap menjadi kota tujuan wisata berbasis sejarah Kerajaan Majapahit.

Ning Ita, panggilan akrab Wali Kota Mojokerto, menyebut konsep pembangunan yang dia canangkan bertujuan agar kota ini menjadi tujuan wisata berbasis sejarah. Menurutnya, Kota Mojokerto dapat menjadi salah satu storynomic tourism atau kota pariwisata berbasis sejarah Majapahit.

“Kalau sekedar membaca buku mungkin cepat bosan, tetapi jika dituangkan dalam bentuk kekinian akan lebih menarik. Kita ingin semua bisa memahami sejarah tentang Majapahit, khususnya anak-anak Kota Mojokerto,” kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari melalui keterangan tertulis, Senin (13/9/2021).

Dalam sebuah diskusi dengan sejumlah budayawan dari Bali, Ning Ita memaparkan konsep storynomic tourism atau kota destinasi wisata berbasis sejarah di Kota Mojokerto. Ia juga merencanakan pembangunan museum di area wisata bahari Mojopahit, di bagian barat Kota Mojokerto berbasis teknologi digital.

Konsep pembangunan Ning Ita tersebut diapresiasi oleh dua tokoh Bali, yakni filolog kondang Sugi Lanus dan Niluh Djelantik. Peraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) atas rekor pelestari manuskrip lontar usadha terbanyak, Sugi Lanus menyebut Spirit of Majapahit ini benar-benar diwujudkan Ika Puspitasari dalam pembangunan Kota Mojokerto.

“Ini bukan sekedar slogan semata, tapi implementasinya memang nyata,” ujar Sugi saat berdiskusi dengan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di Ruang Sabha Pambojana Rumah Rakyat, Minggu (12/9).

Kota Mojokerto berbasis sejarah Majapahit, kata Sugi, terlihat jelas melalui bentuk gapura di kantor-kantor pemerintahan dan pusat perekonomian. Bentuk artistik Kolam Pemandian Sekar Sari dengan Menara Tribuana Tungga Dewi, Taman Bahari Majapahit serta Alun-alun yang masih dalam proses pembangunan, juga disinggung oleh pria asal Bali tersebut.

Sementara itu, desainer bertaraf internasional asal Bali, Niluh Djelantik, penerapan storynomic tourism merupakan langkah tepat bagi pembangunan kota berlatar belakang sejarah seperti Mojokerto.

“Yaitu pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, dan menggunakan kekuatan budaya sebagai inti destinasi wisata,” tutur Niluh Djelantik saat berdiskusi dengan Ning Ita dan Sugi Lanus.

Menurut Niluh, kota persinggahan Raja Majapahit Hayam Wuruk ini mampu menjadi kota unggulan destinasi wisata. Hal itu, mengingat Kota Mojokerto sarat dengan peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit, yang mampu menyatukan wilayah Nusantara pada masa kejayaannya.(hsn)

Komentar