Riyadh – Washington Makin Mesra, Pejabat Militer AS Kunjungi Arab Saudi

Riyadh – Washington Makin Mesra, Pejabat Militer AS Kunjungi Arab Saudi

 5NEWS.CO.ID,- Jakarta – Pejabat militer Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley datang berkunjung ke Arab Saudi. Kedatangan Kepala Staf Gabungan AS itu disambut oleh Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi Khalid bin Salman di Riyadh, Senin (27/7/2020), dalam sebuah pertemuan ‘di bawah koridor kerja sama yang cukup lama’ antara Riyadh dengan Washington.

Melalui akun Twitternya , pangeran Arab Saudi Khalid bin Salman menyatakan pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat komitmen kedua negara dalam menjaga keamanan Kawasan. Ia juga mengunggah foto dirinya bersama Jenderal Mark Milley.

Dalam twitnya, Khalid mengapresiasi Amerika Serikat yang menurutnya terus berupaya menjaga keamanan Kawasan. Ia menyebut, upaya-upaya itu antara lain mengirimkan pasukan AS dan sistem pertahanan udara anti rudal kepada Arab Saudi. Dalam Pertemuan tersebut dibahas juga kemitraan stategis militer dan pertahanan kedua negara.

Khalid bin Salman mengunggah sebuah foto tempat jamuan resmi tempat ia menemani sang jenderal. Uniknya, dalam ruangan itu, hanya terpampang foto Raja Abdul Aziz Saud, sang pendiri kerajaan Arab Saudi dan Mohammad bin Salman, Putera Mahkota Arab Saudi saat ini. Foto Raja Arab Saudi saat ini, Salman bin Abdul Aziz justru tidak pampang di tempat tersebut.

Menurut kabar, pada hari Senin pekan lalu, Raja Salman bin Abdul Aziz dilarikan ke rumah sakit. Pada hari Kamis, pemerintah mengumumkan bahwa Raja Salman sedang menjalani operasi empedu di rumah sakit Malik Fahd.

Salman bin Abdul Aziz merupakan anak kedua puluh lima dari Abdul Aziz Saud, sang pendiri kerajaan Arab Saudi. Ia resmi menjadi raja ketujuh di kerajaan tersebut sejak tahun 2015 lalu.

Pangeran Khalid bin Salman adalah adik Putra Mahkota Mohammad bin Salman yang sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat. Kini. Khalid didaulat sebagai Wakil Mentri Pertahanan setelah kakaknya dinobatkan menjadi putra mahkota.

Perlu diketahui, Amerika Serikat dan Saudi Arabia saling menyokong dalam menciptakan ketidak stabilan di kawasan Timur Tengah. AS menjual peralatan militer besar-besaran kepada sekutunya itu untuk membunuh dan menghancurkan penduduk Yaman, Suriah dan Irak.

Kecaman dari berbagai kalangan terus bermunculan lantaran tidak ada satupun peralatan militer Saudi mengarah ke Israel yang jelas-jelas telah menjajah tanah Palestina.(AHA)