Ratusan Siswi Jangebe Nigeria yang Diculik Telah Dibebaskan

Foto siswi-siswi GGSS Jangebe Nigeria yang dibebaskan dalam akun twitter milik Abduljalal Matawalle

Zamfara, 5NEWS.CO.ID,- Gubernur Negara Bagian Zamfara, Dr. Bello Matawalle, menyatakan 279 siswi yang diculik para bandit telah dibebaskan. Hal ini ditulis langsung dalam akun twitternya pada Selasa (2/3/2021).

“Alhamdulillah! Senang rasanya mengumumkan pembebasan siswa GGSS Jangebe yang telah diculik. Ini mengikuti pembersihan dari beberapa rintangan yang dihadapi upaya kita. Saya memerintahkan semua orang Nigeria yang bermaksud baik untuk bersukacita bersama kami karena putri kita sekarang aman.” Tulis Gubernur dalam akun twitternya.

Penculikan terjadi pada Jumat pagi (26/2) di Sekolah Menengah Putri Pemerintah (GGSS). Awalnya, pihak berwenang melaporkan bahwa 317 siswi telah diculik oleh para bandit. Namun Gubernur Matawalle menegaskan kepada Deutsche Welle, siswi yang diculik berjumlah 279 siswi dan semuanya telah diselamatkan.

Kantor Berita Nigeria Premium Times mengatakan bahwa siswi-siswi itu dibebaskan pada Selasa pagi (2/3) sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Penculikan ini adalah penculikan sekolah massal kedua yang terjadi di Nigeria pada 2021.

Penculikan sebelumnya bertempat di Negara Bagian Utara Nigeria. Penculikan terjadi pada Jumat (19/2) ketika para bandit menggerebek sebuah sekolah dan menculik lebih dari 40 siswa. Untungnya, para siswa segera dibebaskan keesokan harinya.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengucapkan rasa syukur atas dibebaskannya para siswi. “Saya bergabung dengan keluarga dan orang-orang di negara bagian Zamfara dalam menyambut dan merayakan pembebasan siswa perempuan yang trauma ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Ditahan di penangkaran adalah pengalaman yang menyedihkan tidak hanya bagi para korban, tetapi juga keluarga mereka dan kita semua.” Tambahnya.

Presiden Buhari menyerukan kewaspadaan yang lebih besar kepada masyarakat agar penculikan massal semacam itu tidak akan terulang kembali. Presiden juga memperingatkan pemerintah negara bagian bahwa membayar uang tebusan untuk sandera hanya dapat menyebabkan lebih banyak penculikan.

Dalam penculikan terakhir ini, Gubernur mengaku tidak membayar uang tebusan sama sekali. “Kami menyelamatkan siswa-siswa ini berdasarkan pemahaman yang kami miliki dengan para bandit yang bertobat. Selama tiga hari terakhir ini mereka maju-mundur untuk menjamin pembebasan anak-anak ini dan hari ini kami telah mendapatkan hasilnya,” jelas Gubernur seperti dilansir dari Deutsche Welle.

Orang tua para siswi ini mengaku senang dengan dibebaskannya putri-putri mereka. “Saya merasa sangat senang sekali, bahkan saya tidak bisa menyebutkan betapa bahagianya saya sampai hari ini. Kami telah melihat anak-anak kami, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah,” kata salah satu orang tua korban, Faruku Abdullahi. (mus)