
Jepara, 5NEWS.CO.ID,- Pengajuan Ratu Kalinyamat yang diusulkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2009 silam oleh Pemkab Jepara sampai saat ini belum terwujud. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang belum terealisasi, seperti sumber bukti sejarah.
“Memang Pemkab pernah inisiasi mengusulkan beliau (Ratu Kalinyamat) menjadi pahlawan nasional, tapi memang kemudian syarat-syaratnya kurang. Bukti-bukti sejarahnya, sumber premier yang kurang, karena pengajuan pertama lebih pada sumber-sumber sekunder,” kata Budayawan Jepara Hadi Priyanto, Kamis (27/8/2020) kemarin.
Menurut Hadi saat ini pihaknya telah mengusulkan kembali dengan menyertakan bukti sejarah yang merupakan sumber primer.
“Saat ini sedang diajukan kembali yang kedua. Ini sumber primer ada buku The Asia, buku yang dari Portugal juga dihadirkan dengan harapan sumber primer ini dapat memperkuat,” lanjutnya.
Sementara Juru Kunci Makam Ratu Kalinyamat, Ali Safii mengatakan Ratu Kalinyamat layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional sebab dulu berjuang melawan Portugis di Malaka.
Menurut sejarah, Retna Kencana atau yang dikenal dengan Ratu Kalinyamat adalah putri Sultan Trenggono Raja Demak (1521-1546). Ia dinikahkan dengan Pangeran Kalinyamat yang berasal dari Jepara.
Tahun 1549 Pangeran Kalinyamat meninggal, kemudian Retna Kencana menjadi Bupati Jepara. Pada tahun 1550 ia mengirim 4.000 tentaranya dengan 40 buah kapal untuk memenuhi permintaan Sultan Johor guna membebaskan Malaka dari kekuasaan bangsa Eropa.
Tahun 1564 Sultan Ali Riayat Syah dari Kesultanan Aceh meminta bantuan pada Ratu Kalinyamat untuk menyerang Portugal di Malaka.
Tahun 1565 Ratu Kalinyamat memenuhi permintaan orang-orang Hitu di Ambon untuk menghadapi gangguan bangsa Portugis dari kaum Hative.
Tahun 1573 Sultan Aceh meminta bantuan lagi untuk kembali menyerang Malaka. Ratu mengirim 300 kapal yang berisi 15.000 prajurit.
Keberanian Ratu Kalinyamat diakui oleh Portugal, bahkan ia dicatat sebagai ‘Rainna de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame yang berarti Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani’. (sari)