Rasio Kematian Covid-19 Tertinggi se-Jateng, Pati Belum Beranjak dari Zona Merah

Rasio Kematian Covid-19 Tertinggi se-Jateng, Pati Belum Beranjak dari Zona Merah

Pati, 5NEWS.CO.ID,- Kabupaten Pati belum beranjak dari zona merah selama sejak bulan Sepetember lalu. Selain kasus positif corona, kematian akibat Covid-19 di Pati terus bertambah hingga menempati rasio angka kematian tertinggi se-Jawa Tengah.

Sejak pertengahan bulan September 2020 lalu, Satgas Covid-19 RI menggolongkan Kabupaten Pati sebagai daerah berisiko tinggi penularan virus corona. Status tersebut masih melekat hingga Satgas Covid-19 mengumumkan pembaharuan status zona risiko di Indonesia pada tanggal 15 November 2020 lalu.

Juru Bicara Satgas Covid-19 RI Wiku Adisasmito menyatakan 28 kabupaten/kota yang tergolong zona risiko tinggi penyebaran virus corona. 17 daerah diantaranya mengalami peningkatan status dari risiko sedang ke risiko tinggi.

“Disayangkan 17 kabupaten atau kota berubah dari zona orange ke zona merah pada pekan ini. Artinya, ini perkembangan yang kurang baik,” kata Wiku melalui siaran pers di kanal Youtube Sekretariat Negara, Minggu (15/11/2020).

Perubahan zonasi ini, kata Wiku, berhubungan erat dengan peningkatan kasus positif di wilayah tersebut setiap minggunya. Di Jawa Tengah, daerah yang mengalami peningkatan zona adalah Kabupaten Banjarnegara, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, Kendal, Tegal dan Brebes.

Menurut data Covid-19.go.id, Jawa Tengah saat ini memiliki 10 kabupaten/kota zona merah. Selain 7 daerah yang mengalami peningkatan zonasi, Jateng juga memiliki 3 daerah yang sebelumnya sudah tergolong daerah berisiko tinggi penyebaran virus corona, yaitu Kabupaten Pati, Pemalang dan Kota Tegal.

Situs Pati Tanggap Covid-19, pada hari ini, Rabu (18/11), mencatat sebanyak 54 pasien positif corona, 112 suspek, 50 OTG (masih konfirmasi) dan 107 kematian terkonfirmasi positif corona.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai Kabupaten Pati tergolong daerah dengan kasus positif tinggi dengan jumlah tes yang rendah. Dia juga menyiapkan beberapa skenario penanganan yang disesuaikan dengan prioritas di masing-masing daerah.

Untuk mengurangi peningkatan kasus virus corona di Jateng, Ganjar mengingatkan masyarakat agar tidak menggelar kegiatan yang melibatkan kerumunan massa. Khususnya kegiatan yang memiliki potensi penyebaran virus corona seperti acara keagamaan dan perayaan pergantian tahun.(hsn)