
Jakarta, 5NEWS.CO.ID,- Penceramah Rahmat Baequni mengomentari tagar #TangkapRahmatBaequni. Dia menganggap viralnya tanda pagar itu di medsos sebagai ulah buzzer bayaran.
Penceramah itu mengatakan dirinya yakin bahwa akun-akun yang membuat postingan bertagar #TangkapRahmatBaequni adalah akun yang dibayar untuk mengadu domba antara umat Islam dengan ulama.
Baca Juga
“Saya yakin itu kerjaan para buzzer. Lihat saja itu akun-akun para buzzer yang dibayar,” kata Rahmat Baequni, seperti dilansir Tribun Jabar.id, Sabtu (15/6/2019).
“Itu cara mereka untuk menjatuhkan umat Islam. Mnegadu domba para ulama dengan umat Islam itu sendiri. Mengadu domba antara ulama dengan ulama. Saya tidak percaya itu,” lanjut Baequni usai mengisi kajian di Masjid Al Fitroh, Kompleks Griya Prima Asri Baleendah, Kabupaten Bandung, Sabtu (15/6).
Terkait masalahnya dengan Ridwan Kamil soal simbol iluminati di Masjid Al Safar, Baequni mengatakan hubungannya dengan Ridwan Kamil dan istrinya baik-baik saja. Dia bahkan mengaku berhubungan dengan Atalia Kamil, istri Gubernur Jawa Barat itu.
“Saya sering WA-an dengan istrinya. Bu Atalia tabayun kepada saya dan saya jawab sebagaimana haknya. Tidak ada masalah,” ucapnya.
Dia juga mengatakan jika sampai terjadi penangkapan atas dirinya seperti dorongan tagar yang sedang viral itu, Baequni minta agar kesalahannya dibuktikan terlebih dahulu. Dia juga mengatakan bahwa dirinya bukan orang yang hendak memecah belah bangsa.
“Harus real. Tunjukkan faktor mana yang dikatakan memecah belah bangsa. Silahkan buktikan di lapangan,” ujar Baequni.
Dia berpesan agar masyarakat tidak mudah percaya pada informasi di media sosial. Di zaman sekarang, menurut dia, banyak maling teriak maling, PKI teriak PKI dan teroris teriak teroris.
Sebelumnya diberitakan netizen ramai mengomentari sebuah video singkat yang memuat ceramah Rahmat Baequni. Dalam video itu, Rahmat mengatakan bahwa mereka yang bergabung dalam gerakan Negara Islam Indonesia (NII) adalah sekelompok orang yang dimanfaatkan oleh intelijen.
Rahmat juga menyebut Detasemen Khusus (Densus) 88 yang merupakan detasemen anti teror, tidak akan bekerja jika tidak ada terorisme. Untuk itu, kata dia, terorisme juga harus diciptakan agar Densus 88 memiliki pemasukan dan tidak menganggur.
Sebuah akun bernama @PartaiSocmed berinisial #99 mengatakan, ”Ini bukan kajian lagi tapi sudah fitnah keji,” tulis akun tersebut dalam postingannya.
https://platform.twitter.com/widgets.jsIni bukan kajian lagi tapi sudah fitnah keji. #TangkapRahmatBaequni pic.twitter.com/2dU1qoEjKd
— #99 (@PartaiSocmed) 14 Juni 2019
Beberapa akun lain juga menuliskan hal senada. Tagar #TangkapRahmatBaequni pun menjadi viral dan menduduki trending topic di jagat maya pada minggu lalu.(hsn)