Presiden Jokowi Beserta Rombongan Melaksanakan Salat Istisqa Di Riau

Pekanbaru, 5NEWS.CO.ID, -Selasa (17/9/2019) Presiden Jokowi melaksanakan salat istisqa yang digelar di Masjid Amrullah Lanud  Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau. Bertindak selaku sebagai imam adalah Khairunnas Jamal. Salat istisqa bertujuan untuk meminta hujan. Hal ini disebabkan karena provinsi Riau dinyatakan siaga darurat  karena kebakaran hutan dan lahan  (karhutla).

Sebelum melaksanakan salat istisqa Presiden Jokowi terlebih dahulu melaksanakan salat tahiyatul masjid. Pengurus masjid menjelaskan teknis pelaksanaan istisqa. Salat  dilaksanaan 2 rakaat, dimana pada rakaat pertama dilakukan 7 takbir dan 5 takbir dilakukan pada rakaat kedua. Bersama para jemaah lainnya dan para pejabat, Jokowi melaksanakan salat istisqa berjamaah.

Para pejabat  yang hadir itu antar lain Menko Polhukam Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri  Jendral Tito Karnavian, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo dan Gubernur Riau Syamsuar dan juga Mensos Agus Gumiwang  Kartasasmita. Setelah melaksanakan salat istisqa Jokowi mengagendakan untuk meninjau titik-titik karhutla. Terutama di Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan dan Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Presiden Jokowi menggelar rapat, Senin (17/9/2019), di Hotel Novotel Pekanbaru.

Wiranto menjelaskan langkah-langkah menangani karhutla di Riau. “Kebakaran padam kalau ada hujan. Kalau nggak ada hujan, bikin hujan buatan. Tapi hujan ini perlu pesawat terbang, perlu garam, perlu kondisi awan. Awan kalau nggak ada ya nggak bisa. Syaratnya awan harus 70% kandungan airnya, baru pesawat naik, dikasih garam, turun hujan”.

Di beberapa titik di wilayah Indonesia bagian barat siaga darurat kabut asap  akibat kebakaran hutan dan lahan.  Jokowi mengatakan seharusnya masalah kebakaran hutan tidak usah dibicarakan lagi. Karena masalah kebakaran hutan merupakan  masalah menahun dan sulit terselesaikan.

Seharusnya pemerintah daerah harus siap secara otomatis, jelang musim kemarau tiba. Padahal pemerintah daerah dapat menyelesaikan titik asap terlebih dahulu. Dengan cara bekerja sama  dengan gubernur, bupati walikota hingga perangkat lain. Tetapi para perangkat darah dan lainnya tidak bekerja sama dengan baik, sehingga satu titik api menjalar menjadi ratusan titik api.

“Kita memiliki semuanya, tetapi perangkat-perangkat itu tidak ditertibkan dengan baik”, aku Jokowi.

Presiden Jokowi kembali mengingatkan  agar pemerintah daerah mendukung dan bekerja semaksimal mungkin. Sehingga tidak muncul titik api. Kuncinya pencegahan yang dilakukan pemerintah daerah. (DBS/end).