
Jakarta, 5NEWS.CO.ID, -Tokoh-tokoh senior dari berbagai latar belakang diundang ke Istana Negara, Jakarta oleh Presiden Jokowidodo, Kamis (26/9) kemarin. Mereka banyak memberi masukan kepada Presiden Jokowi.
Berdasarkan dari masukan tersebut, Presiden Jokowi akan menemui para mahasiswa pada hari Jumat (27/9) hari ini. Jokowi mengapresiasi demontrasi para mahasiswa yang terjadi pada hari Selasa (24/9/2019) lalu.
Jokowi mengatakan apa yang yang dilakukan oleh mahasiswa adalah bentuk dari demokrasi di Indonesia
Menurur Jokowi masukan-masukan yang disampaikan dalam demonstrasi menjadi catatan besar dalam rangka memperbaiki yang kurang di negara ini.
“Besok (hari ini) kami akan bertemu dengan para mahasiswa terutama BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa,” kata Jokowi.
Menteri Riset, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir meminta para rektor untuk mengingatkan mahasiswanya untuk tidak kembali berdemonstrasi. Menurut Nasir pemerintah akan berdialog dengan mahasiswa terkait dengan tuntutan yang mereka sampaikan.
Usai bertemu dengan Presiden Jokowi kemarin, Kamis (26/9, Mohammad mengatakan “Kalau mereka orang terpandang pendidikannya, sehingga tidak bisa dikontrol, apa bedanya dengan yang tidak terdidik.”
Selanjutnya Nasir juga meminta kepada Direktur Jendral Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti untuk menyampaikan hal tersebut kepada kepada semua rektor di Indonesia.
Nasir mengatakan pihaknya akan memberikan sanksi kepada rektor yang ikut yang ikut menggerakkan mahasiswa berdemonstrasi.
“Kalau dia sampai menggerahkan, sanksinya keras. Sanksi Kerasnya ada dua. Bisa SP 1, SP 2. Kalau sampai menyebabkan kerugian pada negara dan sebagainya, bisa kena tindakan hukum,” tegas Nasir.
Imbauan yang dilontarkan oleh Mohammad Nasir mendapat kritikan keras.
Direktur Eksekutif Lokataru Foundation Haris Azhar menilai pemerintah Jokowi makin otoriter dan melakukan berbagai cara untuk menghalau suara publik. Kali ini mereka menyasar pada ranah akademis. Bahkan Haris menyebut bahwa Menristekditi Mohammad Nasir telah menjadi agen represif. Dan juga Nasir sudah banyak melakukan pengkhianatn karena telah menyimpang dari tugasnya. Selain itu Nasir berupaya mencegah kebebasan berekspresi mahasiswa. Seharusnya Nasir fokus bekerja guna meningkatkan mutu kualitas perguruan tinggi.
“Aksi yang dilakukan mahasiswa adalah wujud dari intelektualitas. Jika kampus diminta cegah mahasiswa demonstrasi adalah bentuk pengkhianatan Menristekditi pada kecerdasan mahasiswa,” tambahnya. (Kompas.com/end)