
Baghdad, 5NEWS.CO.ID,- Politikus senior Irak menyebut adanya “kegiatan mencurigakan” di kedutaan Amerika yang melibatkan agen mata-mata Israel Mossad dan kelompok teroris ISIS. Hassan Salem, anggota parlemen Irak itu mengungkapkan beberapa orang teridentifikasi sebagai agen Mossad dan ISIS secara teratur telah mengunjungi kedutaan AS di Baghdad belakangan ini.
“Kedutaan AS di Baghdad telah berubah menjadi pusat bagi teroris Mossad Israel dan ISIS,” kata Hassan seperti dikutip al-Sumariya, Senin (15/7/2019).
Baca Juga:
Dia juga mengatakan kedubes AS selalu mencampuri urusan dalam negeri Irak dengan melakukan kegiatan mata-mata, menyebarkan isu negatif dan beberapa hal lain. Hassan bahkan mengusulkan agar pemerintah menutup kedubes AS itu.
.”Kantor itu tidak layak disebut kedutaan. Oleh karena itu perlu ditutup secara resmi. Kedubes AS telah melakukan pelanggaran dan melalaikan tanggung jawabnya terhadap hukum internasional,” kata Hassan.
Sebelumnya Hassan mengungkapkan bahwa pasukan AS di pangkalan militer Ain al-Assad melindungi pemimpin ISIS Ibrahim al-Samarrai, alias Abu Bakar al-Baghdadi, di gurun barat provinsi Anbar Irak.
“Al-Baghdadi menggunakan gurun Anbar sebagai tempat yang aman, sementara pasukan AS memberinya semua sarana dukungan dari pangkalan militer Ain al-Assad di provinsi Anbar,” kata dia.
Mantan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki menilai, dukungan Amerika untuk al-Baghdadi berasal dari ketakutan Washington terhadap RUU yang sedang dipersiapkan oleh parlemen Irak pada periode mendatang. Rancangan Undang-undang (RUU) itu akan disahkan untuk mengusir pasukan asing dari Irak.
Mantan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki adalah tokoh Irak pertama yang mengungkapkan dukungan Amerika Serikat kepada ISIS. Dia menjelaskan secara detail bagaimana Amerika menahan dukungan militer bagi negaranya agara ISIS dengan mudah menguasai Irak dan memberi alasan Amerika untuk kembali ke negara itu. Dia juga menuding pemerintahan AS di bawah Barack Obama memainkan peran kunci dalam menciptakan ISIS.
Seorang ahli senior Irak lainnya bernama Hafez Al-e Basharah telah memperingatkan upaya Washington untuk meningkatkan pengaruhnya di Irak. Pada bulan Januari lalu, dia mengatakan mata-mata Israel dan teroris ISIS ada di seluruh pangkalan militer Amerika di Irak.
Selama ini, menurut dia, pasukan AS tidak mengizinkan warga Irak memasuki pangkalan mereka di bagian selatan Baghdad sebagai upaya untuk menyembunyikan fakta tersebut dari publik. Hafez mengungkapkan, agen intelijen Israel bekerja di pangkalan-pangkalan itu. Pangkalan militer AS merupakan tempat para teroris ISIS menerima perlindungan dan pelatihan, kata dia.(PRESSTV/hsn)