5NEWS.CO.ID,- Penderita Tuberkulosis atau TBC memiliki sistem imun yang rendah, oleh karena itu perlu lebih waspada terhadap ancaman COVID-19. Komite Ahli Tuberkulosis menjelaskan penularan TBC dan COVID-19 berdekatan atau mirip yaitu sama-sama melalui percikan air liur.
Kedua penyakit tersebut merupakan pandemi pernafasan dan lebih rentan dialami oleh lanjut usia, anak-anak serta seseorang yang memiliki masalah kesehatan tertentu. Apalagi untuk sekarang ini pengidap TBC akan langsung menghadapi gejala kritis saat terpapar virus corona.
Bagi pengidap TBC yang tengah melakukan masa pemulihan, menjaga daya tahan tubuh dan konsumsi obat secara teratur sangatlah penting guna menghindari infeksi berkelanjutan, sebab kondisi paru-paru mereka sangat mudah terinfeksi.
Secara fakta gejala virus corona sebenarnya tidak lebih berbahaya dari gejala TBC yang muncul, tetapi tetap harus di waspadai. Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri, sedang virus corona adalah SARS-CoV-2.
Bahayanya adalah bakteri TBC dapat berkembang biak dan hidup bebas didalam tubuh pengidap, untuk virus tidak serupa. Saat terinfeksi, bakteri TBC yang masuk ke organ paru-paru tidak langsung menimbulkan gejala namun menjadi aktif dan menimbulkan sejumlah gejala seperti:
- Batuk berdahak berlangsung selama 3 minggu lebih.
- Adanya kandungan darah pada cairan dahak.
- Keringat berlebihan pada malam hari.
- Demam dan menggigil.
- Penurunan berat badan yang dratis.
- Merasa sangat lemas.
- Sakit pada dada saat batuk, bahkan saat bernafas.
- Mengalami penurunan nafsu makan.
Jika TBC menginfeksi seluruh organ di paru-paru gejala yang nampak kencing berdarah, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah benih, sakit perut, sakit kepala serta kejang-kejang. Oleh karena itu bawalah kerumah sakit yang terdekat untuk melakukan langkah penanganan.
Saat melakukan kontak investigasi dengan pasien penderita TBC dan COVID-19, pakailah alat pelindung diri seperti masker dan cucilah tangan dengan sabun, bilas dengan air bersih. (sari)