
5NEWS.CO.ID,- Tragedi influenza atau dikenal Flu Spanyol merupakan penyakit menular yang sangat mematikan, disebabkan adanya virus influenza A subtipe H1N1 menyerang 500 juta orang di tahun 1918 hingga 1920.
Wabah Flu Spanyol yang bersamaan dengan Perang Dunia (PD) I ini menewaskan 40-50 juta orang dalam dua tahun. Cepatnya penularan virus tersebut melalui udara yang membuat jumlah korban amat tinggi.
Satu milyar orang (60 persen dari populasi dunia) diperkirakan terkontaminasi virus tersebut. Kematian terbesar yang terinfeksi oleh virus ini adalah balita, orang berusia 20-40 tahun dan 70-74 tahun. Flu Spanyol melebihi jumlah korban PD I berkisar 9,2 juta – 15,9 jiwa.
Analisa pada beberapa kota di AS di tahun 1918 memperlihatkan tingkat kematian lebih rendah pada tempat-tempat yang sejak dini melarang pertemuan umum seperti teater, sekolah dan gereja.
Kota-kota yang menerapkan lockdown ketat mengalami perbaikan ekonomi lebih cepat setelah wabah.
Menurut pakar Ekonomi Robert Barro dari Universitas Harvard lockdown yang dilakukan secara cepat di Amerika telah menewaskan 700.000 orang.
“Kebijakan yang berlaku biasanya berlangsung sekitar 4 minggu, dan kemudian dilonggarkan karena tekanan publik,” jelas Robert.
Dia percaya jika kebijakan lockdown diberlakukan selama 12 minggu hasilnya akan lebih baik.
Flu Sanyol hampir sama seperti Covid-19 yang banyak memakan korban dan melumpuhkan sektor ekonomi. (sari)