
JAKARTA, 5NEWS.CO.ID, -World Food Day atau Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober. Dan hari ini kita memperingatinya dan dengan mengambil tema “Teknologi Industri Pertanian dan Pangan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045” atau “Our Action Are Our Future, Healthy Diets #zerohungerworld”. Dipastikan semua pihak ikut mengamankan pangan dan pola pangan sehat tersedia untuk semua orang.
Menurut Kepala Perwakilan FAO Indonesia, Stephen Rudgard, hari pangan sedunia tahun ini menyerukan tindakan lintas sektor untuk membuat pola pangan yang sehat dan berkelanjutan dapat diakses dan terjangkau bagi semua orang.
“Mencapai Tanpa Kelaparan (zero hunger) tidak hanya tentang mengatasi kelaparan, tetapi juga memelihara manusia dan bumi,” kata Stephen Rudgard, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Akibat dari globalisasi, urbanisasi dan bertambahnya pendapatan menyebabkan perubahan pola pangan secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir.
Didaerah perkotaan waktu untuk menyiapkan makanan semakin sempit. Hal ini menyebabkan semakin ketergantungnya pada supermarket, gerai makanan cepat saji, makanan kaki lima dan makanan pesan antar.
Gaya hidup yang kurang aktif (ketergantungan) dikombinasikan dengan pola pangan yang tidak sehat inilah menyebabkan pembunuh no satu di dunia. Sehingga kebiasaan inilah yang menyebabkan angka obesitas melonjak.
Obesitas banyak terjadi dinegara maju maupun dinegara-negara berpendapatan rendah, dimana kekurangan dan kelebihan gizi sering terjadi bersamaan.
“Kementerian memberikan perhatian khusus soal ini dengan sebuah program untuk mendorong pemenuhan kebutuhan pangan nasional pada skala terkecil rumah tangga dengan nama Obor Pangan Lestari (Opal),” jelas Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementrian Pertanian, Kuntoro Boga.
Opal dirancang untuk meningkatkan kualitas konsumsi masyarakat, meningkatkan pendapatan rumah tangga, meningkatkan akses pangan keluarga, konservasi sumber daya genetik lokal dan mengurangi jejak karbon serta emisi gas pencemaran udara.
“Program Opal memiliki kerangka jangka panjang untuk meningkatkan penyediaan sumber pangan keluarga yang Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA),”ujar Kuntoro Boga.
Rancangan Opal sebagai salah satu langkah pemerintah yang kongkrit dalam mengintensifkan peta ketahanan dan kerentanan pangan atau food security and vulnerability atlas (SFVA). (antara/end)