
Sragen, 5NEWS.CO.ID,- Netizen pengguna Instagram ramai mengomentari sebuah artikel terbitan solopos.com berjudul ‘Kontras! Mobil Pribadi di Rumah Berstiker “Keluarga Miskin” Sragen’. Komentar pengguna Instagram membanjiri akun @jelajahsolo setelah mengunggah foto hasil tangkapan layar beserta teks beritanya, pada Minggu (23/6/2019) sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca Juga
Berita itu memuat sebuah keluarga yang terlihat kaya, namun rumahnya ditempeli stiker Keluarga Miskin. Artikel berita yang diterbitkan oleh solopos.com, Jumat (21/6/2019) menyebutkan, Sukanti tertulis sebagai nama kepala keluarga (KK) penerima bantuan pangan non tunai (BPNT) dalam stiker itu dengan empat orang anggota keluarga.
//www.instagram.com/embed.js
Warganet mengaku heran lantaran keluarga itu memiliki rumah cukup bagus dan sebuah mobil Toyota Rush yang terparkir di halaman. Pengguna medsos kemudian beramai-ramai menyindir fenomena itu, mengingat stiker keluarga miskin seharusnya ditempel di rumah warga yang benar-benar tidak mampu.
Dalam berita itu disebutkan, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Tangen Widowati didampingi Kaur Umum Desa Dukuh Ahmad Harun dan Kaur Perencanaan Desa Dukuh Yuyun Candrasari juga datang dengan mengendarai motor untuk memastikan data Sukanti.
Pemilik rumah, Sukanti, mengaku senang rumahnya ditempeli stiker keluarga miskin karena mendapat bantuan dari pemerintah. Namun, kata dia, jika sewaktu-waktu bantuan itu dicabut, dia juga tidak merasa keberatan. Dalam penuturannya, Sukanti menjelaskan suaminya bekerja sebagai peternak ayam potong.
Sukanti juga mengaku mobil Toyota Rush yang terparkir di halaman rumahnya dibeli dari hasil pinjaman. Mobil itu digunakannya sebagai sarana transportasi sekaitan dengan pembuatan blower untuk usaha ternak ayam.
Beragam komentar netizen bermunculan, beberapa akun bahkan menulis komentarnya dengan bahasa jawa. Sebuah akun bernama @indryprasetyowati mengatakan, “Banyak deh kayaknya yg hampir mirip spt ini. Tolong dong di cek benar2, miskin beneran apa pura2 miskin biar dijatah negara. Beneran sy ga tau tolok ukurnya gimana,” tulisnya.
Lain lagi dengan akun @mantozu, dengan bahsa jawa dia berkomentar, “Due mobil omae magrong2 kok yo gelem diarani miskin duhh dekkkk,lha mobilku civic 86 ngene gek jik melu morotuo ki trus kategorine pie wkwkwk,” kata dia.
Sementara akun @aditmrzky menulis, “Bukan masalah bukan rejekine mba, nek njenengan merasa mampu ki yo kudune sadar diri dan wegah ditempeli sticker. Akeh sing isih membutuhkan. Salah sasaran maneh,”.
Sekaitan dengan hal itu, Dinas Sosial Kabupaten Pati, Jawa Tengah menganggap kesadaran dari penerima manfaat, sebagai kunci agar Program Keluarga Harapan (PKH) tepat sasaran. Kesadaran yang dimaksud adalah kerelaan dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk mengalihkan haknya kepada yang lebih membutuhkan.
Ditemui dikantornya pada bulan Mei lalu, Kabid Pemberdayaan Sosial Dra. Tri Haryumi M.Si. mengatakan kepada 5NEWS.CO.ID bahwa itu merupakan cara yang paling cepat.
Cara lain, menurut dia, membutuhkan lebih banyak waktu, yaitu dengan melakukan penyesuaian data. Data penerima manfaat selalu diperbarui hingga program pengentasan kemiskinan tersebut merata dan tepat sasaran.(hsn)