Netizen Ramai Komentari Berita ‘Kontras! Mobil Pribadi di Rumah Berstiker “Keluarga Miskin” Sragen’

Petugas TKSK Tangen dan Perangkat Desa Dukuh mengunjungi keluarga bermobil tetapi rumahnya ditempeli stiker Keluarga Miskin di Dukuh, Tangen, Sragen, Jumat (21/6 – 2019). (Solopos/Tri Rahayu)

Sragen, 5NEWS.CO.ID,- Netizen pengguna Instagram ramai mengomentari sebuah artikel terbitan solopos.com berjudul ‘Kontras! Mobil Pribadi di Rumah Berstiker “Keluarga Miskin” Sragen’. Komentar pengguna Instagram membanjiri akun @jelajahsolo setelah mengunggah foto hasil tangkapan layar beserta teks beritanya, pada Minggu (23/6/2019) sekitar pukul 16.00 WIB.

Baca Juga

Berita itu memuat sebuah keluarga yang terlihat kaya, namun rumahnya ditempeli stiker Keluarga Miskin. Artikel berita yang diterbitkan oleh solopos.com, Jumat (21/6/2019) menyebutkan, Sukanti tertulis sebagai nama kepala keluarga (KK) penerima bantuan pangan non tunai (BPNT) dalam stiker itu dengan empat orang anggota keluarga.

Lihat postingan ini di Instagram

Solopos.com, SRAGEN — Potret keluarga yang memiliki "kemewahan" namun rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" muncul di Sragen. Stiker itu kontras dengan rumah mereka yang kokoh dan mulus, serta mobil pribadi di halaman. Sebuah mobil Toyota Rush berwarna silver metalik parkir di depan rumah Sukanti yang terletak di Dusun Dukuh RT 003, Desa Dukuh, Kecamatan Tangen, Sragen, Jumat (21/6/2019) siang. Rumah bercat putih dengan kusen jendela dan pintu yang dimilamin dengan warna cokelat muda berdiri di dekat simpang empat dusun itu. Kanopi beratap galvalum dengan penyangga besi terlihat di bagian depan rumah. Terasnya masih berupa plesteran adukan semen dan pasir namun di bagian dalam rumah sudah berkeramik dengan ukuran 60×60 cm. Siang itu, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Tangen Widowati didampingi Kaur Umum Desa Dukuh Ahmad Harun dan Kaur Perencanaan Desa Dukuh Yuyun Candrasari datang dengan mengendarai motor. Motor mereka diparkir di tempat yang teduh di pinggir jalan di samping rumah Sukanti. Ahmad Harun mengetuk pintu yang terbuka. Sementara petugas lainnya mengecek stiker belatar belakang kuning dengan tulisan “Keluarga Miskin Desa Dukuh Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen” yang menempel di dinding rumah Sukanti. Stiker itu agak mengelupas bagian atas, Yuyun berusaha merekatkan kembali. Ya, nama Sukanti tertulis sebagai nama kepala keluarga (KK) penerima bantuan pangan non tunai (BPNT) dalam stiker itu dengan empat orang anggota keluarga. Sukanti pun keluar rumah setelah mendengar ketukan pintu Harun. Dalam kunjungan itu Harun menjelaskan ingin mengecek pemasangan stiker “Keluarga Miskin” di rumahnya. “Saya memang sudah lama dapat bantuan dari pemerintah sejak masih bantuan beras. Ditempeli stiker ya senang saja karena dapat bantuan. Kalau sewaktu-waktu dilepas dan tidak dapat bantuan ya anggap bukan rezeki saja,” ujarnya saat ditanya Solopos.com yang saat itu ikut bergabung dalam timnya Widowati. Sukanti mengaku suaminya bekerja pelihara ayam potong sebanyak 11.000 ekor. Ia menerangkan usaha ayam itu sudah lama dan jatuh bangun. Sukanti mengungkapkan mobil Toyota Rush itu dibeli dari hasil pinjaman. . Reposted from @kabarsolo

Sebuah kiriman dibagikan oleh Solo, Surakarta dan Sekitarnya (@jelajahsolo) pada

//www.instagram.com/embed.js

Warganet mengaku heran lantaran keluarga itu memiliki rumah cukup bagus dan sebuah mobil Toyota Rush yang terparkir di halaman. Pengguna medsos kemudian beramai-ramai menyindir fenomena itu, mengingat stiker keluarga miskin seharusnya ditempel di rumah warga yang benar-benar tidak mampu.

Dalam berita itu disebutkan, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Tangen Widowati didampingi Kaur Umum Desa Dukuh Ahmad Harun dan Kaur Perencanaan Desa Dukuh Yuyun Candrasari juga datang dengan mengendarai motor untuk memastikan data Sukanti.

Pemilik rumah, Sukanti, mengaku senang rumahnya ditempeli stiker keluarga miskin karena mendapat bantuan dari pemerintah. Namun, kata dia, jika sewaktu-waktu bantuan itu dicabut, dia juga tidak merasa keberatan. Dalam penuturannya, Sukanti menjelaskan suaminya bekerja sebagai peternak ayam potong.

Sukanti juga mengaku mobil Toyota Rush yang terparkir di halaman rumahnya dibeli dari hasil pinjaman. Mobil itu digunakannya sebagai sarana transportasi sekaitan dengan pembuatan blower untuk usaha ternak ayam.

Beragam komentar netizen bermunculan, beberapa akun bahkan menulis komentarnya dengan bahasa jawa. Sebuah akun bernama @indryprasetyowati mengatakan, “Banyak deh kayaknya yg hampir mirip spt ini. Tolong dong di cek benar2, miskin beneran apa pura2 miskin biar dijatah negara. Beneran sy ga tau tolok ukurnya gimana,” tulisnya.

Lain lagi dengan akun @mantozu, dengan bahsa jawa dia berkomentar, “Due mobil omae magrong2 kok yo gelem diarani miskin duhh dekkkk,lha mobilku civic 86 ngene gek jik melu morotuo ki trus kategorine pie wkwkwk,” kata dia.

Sementara akun @aditmrzky menulis, “Bukan masalah bukan rejekine mba, nek njenengan merasa mampu ki yo kudune sadar diri dan wegah ditempeli sticker. Akeh sing isih membutuhkan. Salah sasaran maneh,”.

Sekaitan dengan hal itu, Dinas Sosial Kabupaten Pati, Jawa Tengah menganggap kesadaran dari penerima manfaat, sebagai kunci agar Program Keluarga Harapan (PKH) tepat sasaran. Kesadaran yang dimaksud adalah kerelaan dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk mengalihkan haknya kepada yang lebih membutuhkan.

Ditemui dikantornya pada bulan Mei lalu, Kabid Pemberdayaan Sosial Dra. Tri Haryumi M.Si. mengatakan kepada 5NEWS.CO.ID bahwa itu merupakan cara yang paling cepat.

Cara lain, menurut dia, membutuhkan lebih banyak waktu, yaitu dengan melakukan penyesuaian data. Data penerima manfaat selalu diperbarui hingga program pengentasan kemiskinan tersebut merata dan tepat sasaran.(hsn)