Minta PSBB Dicabut, Khofifah: Surabaya, Gresik dan Sidoarjo Masih Tertinggi

Surabaya, 5NEWS.CO.ID,- Pemerintah Kota Surabaya ingin mengakhiri penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya. Pemkot Surabaya menyatakan keinginannya setelah dua kali memperpanjang kebijakan tersebut. Selain Surabaya, dua Kabupaten tetangganya juga menyatakan keinginan yang sama.

Pertama kali, Pemkot Surabaya menerapkan PSBB mulai pada tanggal 28 April 2020 hingga 11 Mei 2020. Kebijakan pengendalian COVID-19 itu kemudian perpanjang sampai 25 Mei 2020, dan diperpanjang lagi hingga 8 Juni 2020.

Dalam rapat evaluasi PSBB Surabaya Raya yang berlangsung di Gedung Negara Grahadi, Minggu (7/6/2020) malam, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Irvan Widyanto menyampaikan usul Wali Kota Tri Rismaharini untuk tidak memperpanjang pelaksanaan PSBB. 

“Kami pastikan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, bahkan disiapkan Surat Edaran Wali Kota, termasuk kemungkinan Peraturan Wali Kota terkait penerapan sanksi mengikat. Satu lagi, titik pemeriksaan di perbatasan Surabaya dipertahankan,” katanya. 

Sementara itu, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto juga mengemukakan usul guna mengakhiri kebijakan tersebut untuk memulai masa transisi menuju fase normal baru. Usulan tersebut dikemukakan setelah memaparkan evaluasi penerapan PSBB tahap I hingga III di wilayahnya

“Kami juga komitmen untuk meningkatkan protokol kesehatan. Meski tidak ada PSBB, tapi tetap ada aturan yang akan kami terapkan demi memutus mata rantai COVID-19,” ujar Sambari. 

Hal yang sama juga diusulkan oleh Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin setelah memaparkan hasil evaluasi pelaksanaan PSBB di wilayahnya. Ia juga mengungkapkan keinginan diterapkannya masa transisi normal baru di wilayahnya. Hal itu, menurut dia, bisa dilakukan tanpa melonggarkan protokol pencegahan COVID-19.

Menanggapi usulan tersebut, Gubernur sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim Khofifah Indar Parawansa menilai catatan pasien terinfeksi Virus Corona masih tertinggi dibandingkan daerah lain di wilayah setempat. Ia menganggap semua pihak harus tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan.

“Ingat, vaksin COVID-19 belum ditemukan, maka saat ini vaksin terbaik adalah kedisiplinan, pola hidup bersih dan sehat serta patuh terhadap protokol kesehatan,” tutur Khofifah.

“Berdasarkan data yang masuk hingga hari ini pukul 17.00 WIB, Surabaya, Sidoarjo dan Gresik masih tertinggi,” ungkap dia. 

Kasus baru di tiga daerah tersebut, yakni Surabaya sebanyak 101 orang, Sidoarjo 23 orang dan Gresik lima orang.  Secara keseluruhan, masing-masing jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19, yaitu Surabaya mencapai 2.495 orang, diikuti Sidoarjo 632 orang serta Gresik 163 orang.(ANTARA/hsn)