Meski Menjalani Topo Pendhem Selama 5 Hari, Mbah Pani Dinyatakan Sehat

Pati, 5NEWS.CO.ID, -Warga desa Bendar yang telah melakukan topo pendhem selama 5 hari kini sudah bangun dari tapanya,dan berhasil. Topo pendhem dilakukan Mbah Pani mulai hari Senin (16/9) hingga Jumat (20/9).

Pembongkaran  liang kubur Mbah pani dilakukan setelah maghrib, Jumat (20/9) pukul 16.30 WIB. Dibantu oleh pihak keluarga dan warga setempat.  Ketika liang kubur dibongkar posisi Mbah Pani keadaan terbaring  menyamping  menghadap kiblat, dengan posisi tangan kanan berada dibawah.  Ia masih mengenakan kain kafan. Wajah mbah Pani terlihat pucat. Pihak keluarga segera turun ke liang untuk memberi makan dan minum pada Mbah Pani. Sebelum beranjak dari tempatnya, Mbah Pani dimandikan dulu dengan air kembang.

Setelah itu kain kafan baru dilepas dan diselimuti dengan sarung. Dibantu oleh keluarganya, Mbah Pani keluar dari liang lahatnya. Selanjutnya tim medis dari Puskesmas Juwana  memeriksa  kesehatan Mbah Pani. Alhasil. Dari hasil pemeriksaan Mbah Pani dinyatakan sehat. Meski  tidak makan dan minum selama 5 hari. Untuk saat ini kondisi Mbah Pani masih dalam keadaan  lemah. Badannya lemas, kepalanya pusing.

Ketika saat ditanya apa tujuan Mbah Pani melakukan topo pendhem ini?

Mbah Pani menjawab dengan tenang dalam logat bahasa Jawa, “Tujuan saya adalah untuk keselamatan saya, kekuatan saya, kekuatan keluarga saya dan lingkungan sekitar”.

“Apabila nanti ada keterangan-keterangan lagi, saya belum bisa memberikan komentar karena kekuatan saya saat ini baru sebatas ini. Nanti akan saya jawab setelah kondisi saya pulih, Kepala saya masih sakit . Apabila saya sudah fit, sudah kuat, saya siap melaksanakan pembicaraan dengan teman-teman semua,” tambahnya.

Mbah Pani menjalani topo pendhem sejak usianya masih muda. Sudah 10 kali Mbah Pani melakukan topo pendhem. Ini yang terakhir. Sebagai ritual penutup.  Adik ipar Mbah Pani Joko Wiyono menjelaskan “Mbah Pani saat ini perlu istirahat sebentar. Rencananya mau dibuka acara silaturahmi dengan warga setelah manakiban”. (DBS/end)